Kadang saya selalu tidak terima ketika "kesialan" atau "musibah" menimpa saya hari ini. Contohnya adalah hari ini. Hari ini saya menjadwalkan untuk bisa kembali ke pulau, karena saya rasa urusan saya sudah selesai di Tahuna. Siang saya mengurusi tabungan saya di Bank. Antriannya luar biasa panjangnya. Dari urutan yang ke 64, ternyata yang di layani urutan yang ke 42. Walhasil saya tinggal keluar sebentar untuk mengurus ini itu dengan estimasi setelah kembali saya adalah antrian berikutnya. Kira-kira setangah jam saya keluar, ternyata giliran saya tak kunjung dipanggil. Malah saya harus mengantri satu jam lagi lamanya. Jujur menunggu adalah salah satu pekerjaan yang tidak bisa ditoleransi bagaimanapun bentuknya dan bagaimana pun alasannya. Yang belajar sabar lah, yang belajar menghargai lah. Ahh, insane! Pembelaan diri saja.
Oke tepat jam 12 siang giliran saya dipanggil ke teller. Tidak sampai 10 menit semuanya beres. Menyebalkan. Bahkan mengantri itu lebih lama dari pada transaksinya. Jam 12, setidaknya saya masih mempunyai waktu sekitar satu jam untuk berbenah dan pulang ke pulau. Namun, ternyata dugaan saya salah total. Setelah saya ingat dan kembali mengemasi barang, ternyata ada sesuatu yang tertinggal. Ternyata itu adalah buku tabungan saya. Entah dimana dia, yang jelas dia raib begitu saja. Mau tidak mau saya sangat kesal dan merasa sial, sehingga saya menunda kepulangan saya ke pulau dan akhirnya harus kembali ke bank dan mengurusinya. Namun ternyata respon dari bank tersebut kurang baik. Jadinya, saya tetap harus memutuskan sendiri dengan meminta bantuan dari teman dan atasan. Alhamdulilah, selesai, walau hati tidak tenang sebenarnya.
Setelahnya saya menenangkan diri dengan berdiam sejenak, telepon ibu di rumah dan ibu angkat saya di pulau dan menjelaskan kondisinya. Dan saya tersadar oleh sesuatu. Sepertinya saya di tegur Allah untuk lebih hati-hati dan tidak ceroboh. Astaghfirullahal adzim.
Pergilah saya ke warnet untuk menyelesaikan prosedur semuanya, dan berharap semuanya lancar saja. Dan ketika saya baru duduk di warnet beberapa menit, ibu angkat saya di pulau menelepon saya, bilang bahwasannya cuaca dan ombak sedang kencang. Untung saya tidak pulang. Dan benar, kemudian di Tahuna hujan mengguyur deras beserta angin. Subhanallah, sungguh Allah sayang saya. Sungguh Allah sayang saya. Tidak tahu apa jadinya kalau aku jadi pulang hari ini.
Banyak istighfar karena sudah suudzon tentang kesialan hari ini. Sungguh manusia hanya bisa berencana tapi apapun itu Allah yang menentukan. Menentukan yang terbaik tentunya bagi hambaNya. Karena Allah sesungguhnya Maha Baik.
Berharap Furi akan menjadi yang lebih baik juga. Bismillah, lebih semangat!
Selamat Menempuh Bulan Rajab, kawan..
No comments:
Post a Comment
terima kasih yaa :)