Lama tidak update blog? I am.
Pengen nulis tapi banyak teralihkan oleh hal lain? Yes, I am again.
Banyak sekali yang ingin ditulis, tapi akhirnya berlalu begitu saja. Sepertinya yang aku butuhkan bukan hanya waktu. Karena waktu saja tidak cukup menemani, yang aku butuhkan ternyata tinggal, yes I need to stay.
Mungkin sebagian dari kalian menghabiskan waktu di pengujung tahun dengan jalan-jalan dengan teman-teman, orang tercinta, atau ada yang baru memulai hidup baru dengan orang yang mau diajak berkomitmen, atau menghabiskan akhir tahun ini dengan kabar gembira akan datangnya seorang bayi di kandungannya, atau juga sedang terbaring lelah di tempat tidur karena libur akhir tahun totally digunakan untuk istirahat. Mungkin, pulang kampung seperti saya yang tidak ada momen spesial, hanya bertemu dengan orang tua dan keponakan saya juga istirahat sebentar dari rutinitas dan mencoba untuk tinggal. Saya mencoba untuk stay a while in my hometown.
Saya tidak akan flashback akan apa yang gagal dan belum tercapai di tahun ini. Tahun 2013 adalah tahun lompatan dimana saya bisa menantang diriku lebih keras, dihadapkan posisi yang aku inginkan dan cita-cita yang aku impikan dari dulu dan di tahun ini sepertinya Tuhan mulai mengujiku dengan memberikan tantangan yang menarik.
My dad asked me yesterday morning, "Apa yang berubah dalam dirimu setahun kemarin dan kamu belajar apa darinya?"
Here from me dad :D
1. Penghasilanku berubah.
2. Ada prestasi yang aku banggakan
3. Aku mempunyai banyak cerita
4. Aku mengenal banyak orang baru yang seru
5. Barang di kamarku semakin banyak, dan seperti biasa aku masih lemah dalam menatanya
6. Aku belajar bahasa baru
7. Koleksi ebook dan bukuku bertambah
8. Punya banyak sepatu :D
OTHERWISE
1. I still single, doesnt mean I cannot find the right person, but still I cannot find the commitment guy :D
2. Tahun ini ngga bisa jalan2 ke luar negeri, gegara belom dapat cuti yang ada keluar negeri gegara urusan lain
3. Belum bisa dapat beasiswa dan pergi sekolah lagi
4. Belum bisa mengajak orang tua jalan-jalan ya, belum bisa buat mereka bahagia :D
Saya belajar banyak dari 2013 dimana keteguhan,disipilin dan kesehatan adalah kunci utama untuk sustain dalam hidup. Dan di 2014 I will do the same but will do some plan and challenging part live
Di 2014 saya berharap dan ingin terlaksana:
1. Dapat beasiswa dan segera kuliah (Japan, Jerman, or Swedan)
2. Dapat teman yang mempunyai rumah dan bisa menampung barang-barangku
3. Dan teman tadi bisa aku bawa ke sekolah :D
4. Jalan-jalan ke luar negeri (Singapore dan India as the first plan)
5. Membantu bapak ibu untuk keperluan haji
6. Istiqomah membantu sesama
7. Lulus semua les bahasa :D
8. Belajar bahasa lagi :)
9. Semoga bisa menikah
Amin..
Cuma bisa mengamini dan segera terlaksana dan mewujudkannya
F
Monday, December 30, 2013
Sunday, September 29, 2013
Namanya Karbelita
Dua kamar di depanku lampunya tak nyala. Padahal baru saja dia
keluar bersamaku, tapi nampaknya dia hilang entah kemana :D Dan kamar
sampingnya tetap gelap seperti 3 hari yang lalu. Penghuninya sedang menikmati
malam aku kira, di tengah hiruk pikuknya pengabdian kepada negaranya. Penghuni
yang lain masuk kamarnya masing-masing. Ada yang sedang mandi juga ada yang
sibuk tertawa sendiri sambil nonton TV. Aku? Duduk manis menikmati dekorasi
baru kamar (please Cella, don’t say it as pencitraan ya)
Hari ini secara sadar (karena kemarin Shally bilang) adalah
satu tahun genap aku menempati kamar kecil yang aku tinggali sejak perantauanku
ke Jakarta. Tidak besar, tapi cukup (kurang malah) menampung barang dan
penghidupanku yang lain, walaupun benar-benar ala kadarnya. Berarti setahun sudah
perantauan keduaku di Jakarta.
What I wanna say thanks to
Karbelita member, especially to my angels :D :D * sayang banget ya kita ngga
punya foto berempat lengkap*
Thursday, September 26, 2013
Kata Bapak : Miss you, Dek
Pukul 03:00
4 missed call ; From My luvly daddy (it is the ID number for my dad)
Pukul 03:45
2 missed call ; again My luvly daddy
Pukul 05:00
1 missed call ; again My Luvly daddy
Aku ngga bisa kalau ngga balas telpon beliau. Segera kukumpulkan kekuatan, mengambil telepon dan calling back his number.
Furi : "Assalamualaikum Bapak"
Bapak : Dengan suara khas dan nadanya yang ceria "Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh, Adek sehat? Coba tebak bapak dimana sekarang?"
Belum jeda dan aku ingin menjawab, Bapak meneruskan
Bapak : "Tadi pagi Bapak telpon tapi ngga diangkat. Kemana aja? Kok ngga sholat malam?"
Menghela nafas.
Furi : "Adek kan lagi absen Bapak. Baru kemarin malam adek bilang di telepon. Belum bangun Adek tadi jam 3. Bapak gimana? Sehat?"
Bapak : "Sehat dong, alhamdulilah. Tebak Bapak dimana?"
Setelah itu, beliau banyak menceritakan aktifitasnya dari kegiatan di kantor, cerita tetangga, saudara dan rencana-rencana beliau kedepan. Saking banyaknya dan tak terasa udah jam 06:00 aja.
Bapak : "Adek banyak banget ceritanya ini Bapak. Kapan kita jalan-jalan bareng lagi? Nanti cerita-cerita banyak deh. Ke Pantai Popoh yuk.."
Aku hening. Ah, bapakku selalu tahu bagaimana aku selalu iri dengan segala ceritanya.
Bapak : "Bapak mau sarapan dulu, setelah itu berangkat ya, sudah jam 6 ini"
Masih hening. Dia selalu mengajarkanku untuk berangkat kerja lebih awal. Lebih baik datang kepagian daripada terlambat.
Bapak : "Adek baik-baik di sana ya, jaga kesehatan dan jangan lupa sholatnya yang tepat waktu"
Furi : "Bapak juga ya Pak"
Bapak : "Insyallah, miss you Dek, assalamualaikum"
Tuttt tutt tutt..
Ngga biasanya beliau langsung mematikan telepon, biasanya nunggu aku jawab salamnya baru di tutup.
Waalaikumsalam. I miss you too, Dad. Much
~F
4 missed call ; From My luvly daddy (it is the ID number for my dad)
Pukul 03:45
2 missed call ; again My luvly daddy
Pukul 05:00
1 missed call ; again My Luvly daddy
Aku ngga bisa kalau ngga balas telpon beliau. Segera kukumpulkan kekuatan, mengambil telepon dan calling back his number.
Furi : "Assalamualaikum Bapak"
Bapak : Dengan suara khas dan nadanya yang ceria "Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh, Adek sehat? Coba tebak bapak dimana sekarang?"
Belum jeda dan aku ingin menjawab, Bapak meneruskan
Bapak : "Tadi pagi Bapak telpon tapi ngga diangkat. Kemana aja? Kok ngga sholat malam?"
Menghela nafas.
Furi : "Adek kan lagi absen Bapak. Baru kemarin malam adek bilang di telepon. Belum bangun Adek tadi jam 3. Bapak gimana? Sehat?"
Bapak : "Sehat dong, alhamdulilah. Tebak Bapak dimana?"
Setelah itu, beliau banyak menceritakan aktifitasnya dari kegiatan di kantor, cerita tetangga, saudara dan rencana-rencana beliau kedepan. Saking banyaknya dan tak terasa udah jam 06:00 aja.
Bapak : "Adek banyak banget ceritanya ini Bapak. Kapan kita jalan-jalan bareng lagi? Nanti cerita-cerita banyak deh. Ke Pantai Popoh yuk.."
Aku hening. Ah, bapakku selalu tahu bagaimana aku selalu iri dengan segala ceritanya.
Bapak : "Bapak mau sarapan dulu, setelah itu berangkat ya, sudah jam 6 ini"
Masih hening. Dia selalu mengajarkanku untuk berangkat kerja lebih awal. Lebih baik datang kepagian daripada terlambat.
Bapak : "Adek baik-baik di sana ya, jaga kesehatan dan jangan lupa sholatnya yang tepat waktu"
Furi : "Bapak juga ya Pak"
Bapak : "Insyallah, miss you Dek, assalamualaikum"
Tuttt tutt tutt..
Ngga biasanya beliau langsung mematikan telepon, biasanya nunggu aku jawab salamnya baru di tutup.
Waalaikumsalam. I miss you too, Dad. Much
~F
Wednesday, September 25, 2013
[Repost] Part 2 - End : Katanya Tere Liye
Melanjutkan Repostnya Tere Liye, kudu di baca deh point of view nya :D
Perasaan-perasaan
*Urusan perasaan, perasaan dan perasaan
Saya akhirnya menulis tentang ini, sebenarnya akan lebih
baik jika kalian berproses menemukan pemahaman ini, proses yg kelok-kelok,
terjaga, penuh kehormatan, selamat tiba di ujungnya. Itu akan lebih spesial,
membekas, lantas mengenang semuanya sambil tertawa, ah, dulu ternyata semua itu
lucu ya.
Tapi baiklah, karena page sy ini persentase anggota
remajahingga usia 22-nya tinggi sekali, dan jika sy tdk hati2, malah bisa salah
paham, ada yg seolah2 mendapatkan pembenaran, maka akan sy rangkum beberapa
poin penting urusan perasaan menurut versi tere liye (yg akan kalian jumpai
paralel konsepnya dgn di novel, buku2).
1. Jatuh cinta itu manusiawi. Urusan perasaan, urusan
membolak-balik hati itu adalah milik Allah. Boleh jatuh cinta? Ya boleh, tidak
ada ulama dari mazhab manapun yg melarang jatuh cinta lawan jenis,
mengharamkannya. Apalagi, duhai, seperti terjatuh, kita tdk pernah tahu kapan
jatuh cinta itu terjadi. Tiba2 perasaan itu sudah mekar tak berbilang.
2. Lantas, kalau kalian jatuh cinta, so what? Nah, ini
bagian yg menariknya. Kalian mau menyatakan perasaan itu? Lantas so what?
Kalian mau dekat2 dgn seseorang itu? Kalian mau telpon2an, tahu dia sedang apa,
apakah bisulnya sudah sembuh, apakah panunya tidak melebar, apakah
konstipasinya sudah hilang, sudah bisa ke belakang? Kebanyakan di usia remaja,
hingga 20-an something, lantas kemudiannya ini yg tidak jelas. Pacaran? Tidak
pacaran? Langsung menikah?
3. Ketahuilah, kita hidup dalam norma2, nilai2, batasan2 yg
harus dihormati. Kecuali kalau kalian menolak norma2, nilai2, batasan2
tersebut, silahkan (dan berhenti sudah meneruskan membaca notes ini, karena
kalian sudah tdk se-zona waktu lg dgn tulisan ini). Itu benar, memiliki
perasaan itu kadang serba salah, makan tak enak, tidur tak enak. Itu benar, ada
keinginan utk tahu apakah seseorang itu balik menyukai, keinginan utk bilang,
cemas nanti dia digaet orang. Tapi kalau hanya ini argumen kalian, oh dear,
orang2 sakau, ngobat, lebih tersiksa lagi saat dipisahkan dr hobinya tersebut.
Mereka bisa mencakar2, bahkan melukai diri sendiri hingga begitu mengenaskan
dan (maaf) is dead. Sy rasa, seingin apapun kalian jumpa dia, paling cuma
nangis, tidak akan mati. Itulah kenapa hidup kita ini punya peraturan, agar
semua orang bisa punya pegangan, selamat dr merusak dirinya sendiri. Sy tdk
akan menggunakan dalil2 agama dalam notes ini--karena orang2 yg pacaran, kadang
risih mendengarnya. Jadi kita sama2 kuat, sy pakai logika kalian sj.
4. Tapi saya harus bilang agar lega, bagaimana dong? Ya
silahkan saja kalau mau bilang. Tapi camkan ini baik2, cinta sejati adalah
melepaskan. Catat itu baik2, tanyakan pd pujangga kelas dunia, hingga pujangga
amatiran narsis tere liye, semua bersepakat, cinta sejati adalah melepaskan,
lepaskan dia jauh2, maka kalau memang berjodoh, skenario menakjubkan akan
terjadi. Jadi? Kalau kalian belum jelas so what-nya, lantas kemudian mau apa
setelah bilang, maka mending ditahan, disimpan dalam hati. Tuhan itu mendengar,
bahkan desah tersembunyi anak manusia di pojok kamar paling gelap, paling
sudut, di salah-satu kampung paling terpencil, paling jauh dari peradaban,
paling tdk ada aksesnya. Jodoh itu misteri. Kalau nggak pakai usaha, nanti
nggak dapat, gimana dong? Tentu saja usaha, tapi bukan dengan pacaran. Usaha
terbaik mencari jodoh adalah: dgn terus memperbaiki diri. Nggak paham, kok
malah aneh, malah disuruh memperbaiki diri. Ya itulah, dalam banyak hal, kalau
kita nggak nyambung, memang nggak ngerti. Misalnya, banyak orang yg mikir kalau
mau dapat ikan itu harus mancing di sungai. Padahal sebenarnya sih, kalau mau
ikan, ya tinggal pergi ke pasar ikan. Lebih tinggi kemungkinan dapat
ikannya--asumsinya punya uang.
5. Tapi apa salahnya pacaran? Boleh2 saja dong? Saya justeru
merasa lebih semangat, lebih kreatif, lebih apa gitu setelah pacaran? Nah itu
dia, kalian benar2 menyimpan bom waktu jika meyakini pacaran itu memberikan
energi positif. Pacaran itu bentuk hubungan, dan sebagaimana sebuah bentuk
hubungan antar manusia, posisinya rentan rusak, gagal, dan binasa. Boleh jadi
betul, riset canggih akademik membuktikan orang2 pacaran bisa memperoleh
motivasi baik, tapi saya, tidak akan memilih menggunakan 'pacaran' sbg sumber
energi, mengingat sifatnya yg temporer sekali. Mending sy milih kekuatan bulan,
jelas2 bulan itu sudah ada milyaran tahun, pacaran paling mentok hitungan jari
tangan bertahannya.
6. Baik, baik, lantas kalau tidak boleh pacaran, gimana
dong? Kongkretnya apa yg harus sy lakukan? jawabannya mudah: Tidak ada yg perlu
dilakukan. jatuh cinta, alhamdulillah, itu berarti tanda kita normal. lantas?
Biarkan saja. Sibukkan diri sendiri dgn hal2 positif, isi waktu bersama teman2,
keluarga. Belajar banyak hal, mempersiapkan banyak hal. Hanya itu. Nggak seru,
dong? Lah, memangnya kalau pacaran seru? Paling juga cuma nonton ke manalah, pergi
kemanalah. Pacaran itu seolah seru, karena dunia telah menjadi etalase industri
entertainment. Pesohor2 menjadi teladan--padahal akal sehat siapapun tahu itu
bahkan rendah sekali nilainya. Dari jaman batu, hingga kelak dunia ini game
over, pegang kata2 saya: menghabiskan waktu bersama orang tua, kakak, adik,
teman2 terbaik selalu paling seru. Apalagi jika ditambah dgn terus belajar,
produktif, dsbgnya.
7. Lantas bagaimana sy melewati masa2 galau ini? Lewati
seperti kebanyakan remaja lainnya. Lurus. Boleh kalau kalian mau menulis diary
tentang perasaan2 kalian. Boleh galau menatap langit2 kamar. Boleh cerita2
curhat sama teman dekat dan orang tua. Boleh, tapi ingatlah selalu perasaan itu
punya kehormatan. Kalian pasti sebal kan lihat teman sekelas yg tiba2 datang ke
sebuah pesta ultah (padahal dia tidak diundang), sudah tdk diundang, makannya
paling banyak, teriakannya paling kencang, paling gaya, norak, tidak tahu malu.
Nah, ada loh--bahkan banyak-- orang2 yg tdk sadar kalau dia sebenarnya juga
norak dan tidak tahu malu dalam urusan perasaan. Ya, kita sih kadang tdk merasa
kalau sudah genit, ganjen, lebay. Sy tahu, istilah menjaga kehormatan perasaan
ini boleh jd susah dipahami, tapi itu nyata, orang2 yg bisa menjaga
perasaannya, maka se galau apapun dia, sesengsara apapun dia menanggung semua
perasaan, besok lusa, kemungkinan untuk tiba di ujungnya dgn selamat akan lebih
besar. Jangan coba2 berdua2an, jangan coba2 pergi kemanalah hanya berdua,
bergandengan tangan, dsbgnya. Itu benar2 menghabisi kehormatan kalian.
8. Nah, bersabarlah. Tunggu hingga kalian memang telah siap.
Jika sudah yakin, silahkan kirim sinyal2, menyatakan perasaan, lantas silahkan
libatkan orang tua. Btw (masih ngeyel), tapi banyak juga orang2 yg menikah
tanpa pacaran bercerai, kok. Dan sebaliknya, orang2 yg pacaran malah langgeng?
Itu benar. Sama benarnya dgn banyak orang2 yg mabuk2an, ngobat, tetap saja
umurnya panjang. Eh, ada tetangga, alimnya ampun2an, malah meninggal lebih
dulu. Harusnya kan kalau mereka melanggar peraturan, langsung ada petir
menyambar. Menikah, membina keluarga, langgeng atau tdk, bahagia atau tidak,
boleh jadi tdk ada korelasinya dgn pacaran atau tidak. Kita mungkin tdk pernah
tahu misteri ini, tapi dengan menjalani prosesnya dgn baik, mengakhirinya dgn
baik, semoga fase berikutnya berjalan dgn baik.
Sy konsen sekali masalah pacaran ini, karena sy tdk ingin
kalian menghabiskan masa2 penting kalian utk urusan perasaan yg sebenarnya di
usia kalian tdk penting2 amat. Dan sy harus bilang, orang2 yg paham, mengerti
benar bahwa pacaran adalah pintu gerbang pergaulan bebas. Itu mengerikan. Masa'
kalian mau dekat2 dengan pintu yg ada tandanya 'pergaulan bebas'. Saya bisa
menjaga diri kok, tenang saja. Well, rasa2nya tidak ada orang di muka bumi ini,
di zaman sekarang, yg bisa bilang dia sempurna bisa menjaga dirinya. Kalau
bisa, maka setan akan gigit jari.
Sy membuat beberapa novel tentang perasaan, semoga itu bisa
menjadi salah-satu alternatif kalian memahami beberapa poin di atas, hidup ini
memiliki batasan2 yg tdk bisa dilanggar, bahkan sekuat apapun cinta tsb. Selalu
ambil sisi positif dlm cerita2 tsb, lihat dr sudut pandang berbeda, maka boleh
jd kalian akan menemukan pemahaman baru yg baik. Bukan sebaliknya, mengambil yg
bisa memberikan argumen buat kalian--karena namanya novel, tentu sj sy harus
memasukkan tokoh2 buruk, jahat. Sy juga menumpahkan banyak postingan soal ini,
konsen saya.
Sy benar2 tdk bisa melakukan hal yg lebih kongkret dalam
urusan ini, selain dgn tulisan2. Tapi itu hanya tulisan2. Itulah kenapa sy
sangat menghormati guru2, orang2 dewasa, orang tua di sekitar remaja yg lebih
kongkret, secara terus menerus menanamkan pemahaman itu ke remaja2 mereka. Dan
di atas segalanya, yg akan membuat itu berhasil atau tidak, adalah kalian
sendiri.
Mari kita janjian, yuks, hari ini, 13 September 2012, maka
dua puluh tahun lagi, 2032, kalau umur kita panjang, dan kalian masih ingat postingan
ini, kenanglah kembali masa remaja, masa usia 20-an something kalian. Rasa2nya
sy bisa menebak, kalian akan nyengir mengingatnya. Boleh, nanti tiba2
mengirimkan email ke saya, Bang tere, sy masih ingat postingan 20 tahun lalu
itu--asumsi sy masih ber narsis ria di mana2. Dan Bang tere ternyata salah.
Boleh. Atau kalau sebaliknya, tentu saja boleh, kirim email, bilang, ternyata
Bang tere benar.
*lagi2 repost
-Tere Liye
Have a great day all :D
~F
[Repost] Part 1 - Katanya Tere Liye
Jikalau Jarak dan
waktu adalah tembok..
Jika dua orang memang benar-benar saling menyukai satu sama
lain. Itu bukan berarti mereka harus bersama saat ini juga. Tunggulah di waktu
yang tepat, saat semua memang sudah siap, maka kebersamaan itu bisa jadi hadiah
yang hebat untuk orang-orang yg bersabar.
Sementara kalau waktunya belum tiba, sibukkanlah diri untuk
terus menjadi lebih baik, bukan dengan melanggar banyak larangan, nilai-nilai
agama. Waktu dan jarak akan menyingkap rahasia besarnya, apakah rasa suka itu
semakin besar, atau semakin memudar.
-Tereliye-
Jika belum siap.....
Jika belum siap, maka tutup pintunya rapat2, gembok dengan
rantai terbaik, lantas lemparkan anak kuncinya ke dalam lautan luas. Begitulah
cara terbaik menjaga hati dari perasaan.
Well, jangan cemas anak kuncinya tidak akan ketemu. Jika
sudah tiba saatnya, jika Tuhan menakdirkannya demikian, jodoh yg baik akan
membawa anak kuncinya, dan hei, pas sekali, sempurna sudah membuka pintu hati.
-Tereliye-
Tentang ikhlas..
“Kau tahu, hakikat cinta adalah melepaskan. Semakin sejati
ia, semakin tulus kau melepaskannya. Percayalah, jika memang itu cinta sejati
kau, tidak peduli aral melintang, ia akan kembali sendiri padamu. Banyak sekali
pecinta di dunia ini yang melupakan kebijaksanaan sesederhana itu. Malah
sebaliknya, berbual bilang cinta, namun dia menggenggamnya erat-erat.”
–Tere Liye, novel ‘Eliana‘, repost edisi weekend
"Daun yang jatuh tak pernah membenci angin, dia
membiarkan dirinya jatuh begitu saja. Tak melawan, mengikhlaskan semuanya"
Bahwa hidup harus menerima, penerimaan yang indah. Bahwa
hidup harus mengerti, pengertian yang benar. Bahwa hidup harus memahami,
pemahaman yang tulus. Tak peduli lewat apa penerimaan, pengertian, pemahaman
itu datang. Tak masalah meski lewat kejadian yang sedih dan menyakitkan.
Biarkan dia jatuh sebagaimana mestinya. Biarkan angin merengkuhnya, membawa
pergi entah kemana.
--Tere Liye, novel 'Daun yang jatuh tak pernah membenci angin'
Tentang
kehilangan....
"Apapun bentuk kehilangan itu, ketahuilah, cara
terbaik untuk memahaminya adalah selalu dari sisi yang pergi. Bukan dari sisi
yang ditinggalkan."
--Tere Liye, novel 'Rembulan Tenggelam Di Wajahmu"
Tentang menerima...
Hei, dunia ini penuh misteri bukan?
Banyak orang2 yang sungguh saling mencintai, tapi mereka
tidak berakhir dalam sebuah pernikahan. Sebaliknya, banyak pernikahan yang
terjadi datang dari dua orang yang tidak benar2 mencintai.
Karena itulah, menerima apa-adanya jalan hidup, menjadi
penting agar kita merasa bahagia.
~Tere Liye
Repost berikutnya aku akan update yaa :D
~F
Tuesday, September 24, 2013
What is Luck? And What is Hard Work?
Long ago, my mom always said, the way to get a "luck" is with pray regularly, help others, pray for others also doing good things, then she continued, "From that, luck will be surround you". I just nodding my head when she said that and of course believe all what my mom said
But yesterday, one of my friend said something about luck. "Luckily Fur, I not believe in Luck. There is nothing about luck, it is only daily live cycles. People fail then success, or at first people afraid but after that they become brave and many people hate but then become love. If you pray and then you get your luck easily from pray, so it is the answer from your pray, not even the Luck factor, right? So what is Luck? Luck is nothing, is just man-terminology"
Is that so?
Then she continued, "for example when you have a test. A Very hard test. I am sure you will prepare well if you wanna pass the test, right? Then maybe you take private lesson, practice everyday, and ask your teacher, mentor and so on. Then after the test is done, luckily you passed. Is that because of your luck? No! It is about your hard work"
Readers, I just listening, without left any comment. And smiling of course :)
Then she adds the last sentences, "Oh wait, it is not end yet Fur. I am sure you will blame, how if you failed? (actually I'm not blaming :p) If you failed, I am sure it is only life cycles because there something mysterious thing that will push you to get your success. After receive happily life because of luckily success, you must accept bitter sad life from luckily failure. It is fair way to keep your life balance. There is no luck factor Fur."
Hmmh.. Is that so? Who control the success and failure, sad and happy? Our self, not the luck, right?
Again she continued her thought, "Like Thomas Jefferson said, the harder I work the more luck I seem to have"
I am so much appreciate with her creative thinking. Either my mom and my friend is true. I am believing in luck factor also hard work, and for me both of them is different. How to get your luck is all about the way you act and how is your faith about God feelings. Whereas hard work is the way to get own better capacity life, maximum effort and eager to stand up after fail.
Quoting from Chairil Anwar,"kerja belum selesai, belum apa-apa. Sejatinya, jalan masih panjang dan tidak ada yang bisa menjamin Anda akan lolos hingga tahap akhir. Meski demikian, kita juga percaya bahwa tidak ada satu orangpun yang bisa memastikan Anda tidak akan diterima. Kita yakin, nasib akan berpihak pada para pejuang yang berani. Mari kita siapkan diri, mari berjuang dengan berani menyelesaikan penggal terakhir yang pastinya tidak mudah ini."
So, what is Luck in yours? And how about hardwork?
~ Afternoon in office, when everything seems fatigue
~F
Monday, September 16, 2013
Di Setiap Pemberian Selalu ada Doa
Di tengah seliweran kerjaan dan seliweran email yang masuk, juga status twitter yang sedikit sedikit aku lihat dari hapeku, ada beberapa catatan yang aku petik dari Senin ini.
Pagi tadi si Ippho Santosa @ipphoright mengupdate status twitternya, yang bunyinya begini
Ingin sukses? Sukseskan orang lain... Ingin bahagia? Bahagiakan orang lain... Ingin cerdas? Cerdaskan orang lainIntinya, kalau punya jangan ragu untuk berbagi. Karena berbagi hanya karenaNya bukan malah memiskinkan malah mengayakan.
Ingin doa dikabulkan oleh-Nya ? Doakan orang lain. Ingin dibantu oleh-Nya? Bantu orang lain. Ingin usaha membesar? Besarkan usaha orang lain
Jadilah kaya dengan mengayakan. Jadilah cerdas dengan mencerdaskan... Kalaupun belum mampu, yah jangan memiskinkan & membodohi orang lain :(
Aku melihat statusnya hanya sambil lalu. Sampai akhirnya ada email yang menggetarkan hati saya.
Ceritanya adalah di kantor ada 3 orang sopir yang diberhentikan, 2 karena sudah purna tugas, dan yang satu lagi diberhentikan karena faktor kesehatan, beliau sakit leukimia sehingga dengan kebijakan kantor, beliau harus menjalani perawatan dan terpaksa diberhentikan.
Aku tak begitu mengenal beliau ini terlalu lama, namun yang aku tahu perangai beliau sangat murah senyum, jarang mengeluh dan selalu sopan jika mendapat pertanyaan request mobil jika kita ada perjalanan keluar. Berita mengejutkan bahwasannya beliau yang masih harus membiayai anaknya yang masih kuliah dan membiayai sakitnya harus terpaksa berhenti bekerja. Kondisi ini layaknya buah simalakama, jika beliau tak berhenti akan membahayakan sakitnya, namun jika beliau berhenti penghasilan utamanya tidak ada.
Apa dikata, kantor memberhentikan beliau bulan Agustus akhir. Atas inisiasi teman-teman yang prihatin dengan keadaan bapak ini, salah satu teman mengirimkan email blast yang memaparkan concern nya untuk membantu dan memberikan iuran seiklasnya sebagai tanda terima kasih, tidak wajib dan seiklhasnya.
Tadi pagi saya mendapati email masuk dan menganga ketika melihat nominal yang terkumpul. Dalam hati, semoga bantuan ini bisa dipergunakan beliau dengan baik. Amin. Selang beberapa saat kemudian, salah satu dari kami yang membantu mengumpulkan uang dari tiap divisi menyampaikan bukti transfer kepada kami bahwa uang sudah diamanahkan kepada yang bersangkutan . Lega
Dan selang beberapa saat sesudahnya, ada email masuk yang berisi forward sms,
"Ya Allah Ibu terimakasih bnyk. Dari saya sekeluarga mengucapkan terimakasih yg sebesar-besarnya ya Bu, salam utk karyawan NEC yg lain, tolong sampaikan rasa terimakasih dr sya skeluarga. Semoga kebaikanny d terima dan d bls oleh Allah swt. Amiin "ini lagi
Alhamdullah hirobil a'llamin,ya sy ucapkan beribu-ribu terima kasih kepadaAku masih mengingat suatu perkataan seorang ustad, jika ingin memberi, urutannya adalah niat-bismillah-lalu lupakan, biar Allah dan kamu saja yang tahu, ikhlas atas apa yang kamu beri dengan doa semoga amal yang kita keluarkan menjadi berkah bagi yang menerima dan yang mengeluarkan. Noted.
bapa2 dan ibu2 yg sudah berpartisipasi memberikan dananya dan akan sy mang pa'atkan modal usaha selanjutnya amin wasalam
Tapi kadang terbesit di pikiranku, setelah memberi kadang ada sisipan doa dari penerima yang kita juga kadang hanya mengamini saja. Kalau di ceritakan lagi takut riya' soalnya. Tapi aku yakin, atas segala niat yang baik dalam memberi dan membahagiakan orang lain selalu ada misteri Tuhan yang kadang kita sendiri tak cukup untuk menganalisanya. Pasti selalu ada kabulan doa dari orang yang mendoakan kita dan balasan dariNya karena kita mendoakan orang lain. Begitu juga dengan memberi kurang lebih sama siklusnya. Kalau kita membahagiakan orang lain, kita juga akan bahagia bukan? Kita mendoakan berarti kita akan memudahkan orang lain juga bukan?
Karena ketika sesuatu yang baik bergerak menghasilkan sebuah kontinuitas akan menghasilkan sebuah output baik yang juga bergerak dan tak putus kebaikannya. Aku yakin itu.
Mari saling memberi dan mendoakan. Yang ikhlas dan yang teratur :)
giving is sharing . (photo from google) |
Subscribe to:
Posts (Atom)