Banyak yang heran, kenapa cewek mau jadi bekerja di dunia
teknik? Lah, emang kenapa? Banyak yang menyangkal segala yang berhubungan
dengan dunia per-teknik-an should be handle by man. Dunia teknik di mata
orang-orang kebanyakan adalah pekerjaan yang berhubungan dengan dunia angkut
barang berat, listrik, arus tinggi, arus lemah atau dunia yang membutuhkan
ketahanan fisik. Ya, betul. Tidak memungkiri juga untuk hal yang seperti ini
seorang engineer juga membutuhkan pengalaman praktis yang bisa saja merupakan
hal yang dia pelajari atau dia geluti sebelumnya. Woman engineer still rare in
Indonesia dengan alasana yang sepertinya kurang ku mengerti. Ya, mungkin sekarang
aku tahu mengapa masih jarang. Mungkin saja karena practically mereka masih
belum tahu arti engineer dan engineering, teknik atau pakar teknik itu sendiri.
Well, what is engineer? Based on www.wikipedia.org
Engineering is the application of scientific, economic, social, and practical knowledge, in order to design, build, and maintain structures, machines, devices, systems, materials and processes.
Then who is an engineer?
An engineer is a professional practitioner of engineering, concerned with applying scientific knowledge, mathematics and ingenuity to develop solutions for technical problems. Engineers design materials, structures, and systems while considering the limitations imposed by practicality safety and cost.
So from the statement above, it proves that everybody (either
man or woman) can be an engineer right? So, why people still hesitant about
woman who being engineer or afraid with scope of the work. Look, people can be
engineer it is not about man must be engineer but woman shouldn’t, but it is
about our integrity and our professionalism with our duty and capability.
Ya, aku baru saja memberikan contoh mengenai apa yang
mungkin kita lihat di sekitar. Yang aku alami mungkin juga apa yang kamu alami
juga.
“Eh aku kan cewek, aku duluan dong”
“Eh aku kan cewek, seharusnya aku gini aku gitu dong”
Hey, bukan berarti aku tak mempercai bahwasannya Tuhan
menciptakan wanita dan pria sesuai dengan kodratnya. Aku mempercayainya. Namun jangan
sampai dengan adanya perbedaan itu akan membeni kamu untuk tidak mau
melakakukan ini dan itu hanya karena kita adalah wanita.
Contoh dalam pekerjaanku, ketika aku memilih untuk menjadi
engineer berarti aku menyadari lingkungan kerja dan kewajiban seperti apa yang
harus aku kerjakan untuk menjaga profesionalismeku. Toh, teman-teman yang lain
juga sadar pekerjaan mana yang sesuai dengan kemampuan saya dan mana yang
tidak. Dan pekerjaan saya untungnya hanya berhubungan dengan computer saja kok
:D. Dan jangan coba-coba untuk meremehkan pekerjaan wanita :D. Pastinya lakukan
pekerjaanmu karena kamu memang mencintai pekerjaanmu dan bekerjalah semampumu
karena tidak mampu bukan alasan kamu tak mau mengerjakannya. Profesionalisme menuntut
kita tak hanya menjadi 100% atas apa yang kita kerjakan atau lebih dari itu.
I agree with Mahatma Gandhi said, “No culture can live, if
it attempts to be exclusive.”
So being woman doesn’t mean you must be exclusive, right?
Salam senin semangat!!!
Furi
No comments:
Post a Comment
terima kasih yaa :)