Jika kamu meragukan apakah Indonesia bisa, maka tanyakan pada dirimu sendiri apakah kamu sudah siap? ~ kataku
Menjadi bagian dari
generasi suatu negara yang sedang berkembang adalah tantangan baru bagi kita
semua. Dariku, Indonesia sekarang bagaikan pisau yang beramata dua. Satu mata
sedang sibuk mengerjakan isi pemerintahan negara dan mata yang lain juga mengerjakan hal lain
yang juga tak kalah penting. Tetapi kadang secara tidak sadar akhir-akhir ini
di Indonesia sudah banyak bermunculan pisau tajam lain yang perhatian dalam
meyikapi banyak hal di negeri ini. Ada yang sedang mengerjakan, bersiap-siap,
juga ada yang sudah melaksanakan. Apa
yang banyak membuat mereka bermunculan disana-sini? Hal ini mungkin terjadi
karena peningkatan kesadaran publik akhir-akhir ini atas keprihatinan terhadap suatu
kejadian atau topik tertentu. Atau mungkin saja mereka rindu dan ingin mengerjakan sesuatu untuk Indonesia
yang lebih baik, rasa jengah dengan pergolakan yang bermuculan di sana-sini, rasa
was-was akan kesiapan negera ini menuju era yang berikutnya , atau apapun dan siapapun
itu yang sedang membutuhkan bantuan bersama-sama membangun Indonesia yang lebih
baik dan lebih siap. Namun, dengan segala kekhawatiran diatas, muncul lah
kesepahaman bagi sebagian orang bahwa jika ingin mengerjakan sesuatu yang bisa
meningkatkan kesadaran masyarakat Indonesia yang luas, diperlukan untuk
menyamakan pikiran, misi dan konsep perbuatannya, dan pada akirnya akan
merasakan impact dari apa yang sudah
mereka kerjakan. Atas kesamaan ide dan
mungkin kekhawatiran dan keprihatinan yang sama muncullah sebuah kumpulan
orang-orang yang ingin segera bergerak,
bertindak, mengevaluasi dan merasakan apa yang menjadi buah pemikiran mereka. Lalu
mereka menyebut diri mereka apa? Benar, komunitas atau sebuah community.
~ Komunitas ASEAN
Seiring dengan semakin banyaknya isu yang berkembang di kawasan Asia Tenggara dan dunia, pada saat KTT ASEAN ke-9 di Bali yang menghasilkan Bali Concord II , dideklarasikanlah ASEAN Community yang terdiri atas tiga pilar yaitu ASEAN Economic Community(AEC)/ Komunitas Ekonomi ASEAN, ASEAN Security Community(ASC) / Komunitas Politik Keamanan ASEAN, dan ASEAN Socio-Cultural Community(ASCC)/ Komunitas Sosial Budaya. Komunitas dari masing-masing pilar tersebut muncul karena tentunya di setiap negara memiliki concern dan kerisauan yang sama akan perekonomian, politik dan keamanan juga sosial budaya.
Perekonomian misalnya, dari segi peningkatan perekonomian antara Singapura dan Brunei Darussalam tidak bisa disamakan dengan peningkatan negara maju seperti Malaysia, Indonesia, Filipina dan Thailand juga berbeda pula dengan kondisi di Myanmar, Vietnam, Laos dan Kamboja. Dengan adanya Komunitas Ekonomi ASEAN ini diharapkan akan dikembangkan lagi posisi kesiapan antar negara dan juga saling memperat hubungan di sektor bisnis.
Hal yang sama untuk sektor politik dan keamanan. Banyaknya hal yang menjadi perhatian bersama seperti prinsip demokrasi, perlindungan HAM, tata kelola pemerintahan, memerangi korupsi, menjunjung hak anak dan perempuan dan segala bentuk illegal activity juga mendukung pengamanan untuk kejahatan di tiap negara dan lintas negara dan memerangi terorisme. Diharapkan dengan adanya Komunitas Politik Keamanan inilah menyamakan misi dan menjalankan ide yang sudah disepakati bersama dan disosialisakan, supaya masyarakat di semua negara paham dan menjunjung bersama semangat itu.
Pilar terakhir yaitu Komunitas Sosial Budaya. Banyak hal yang mendasari kenapa pilar ini ada, diantaranya adalah diperlukannya kerjasama bidang budaya antar negara dan kegiatan pembangunan sosial kemasyarakatan yang dapat meningkatkan kesadaran akan keberagaman budaya yang nantinya akan berdampak pada peningkatan sektor perekenomian. Perhatian terhadap hadirnya komunitas ini tidak hanya berhenti pada hal sosial dan budaya saja namun juga melingkupi bidang kepemudaan, perempuan, lingkungan hidup, teknologi, kepegawaian, pengentasan kemiskinan, penanggulangan bencana alam, kesehatan, ketenagakerjaan di negara itu atau antar negara di ASEAN. Itulah mengapa Komunitas ASEAN menempatan bidang sosial budaya sebagai dari pilar penting.
Dengan adanya ketiga pilar itulah yang akan saling mengikat dan memperkuat kerjasama antar negara di ASEAN dengan tetap menjaga iklim kompetitif dalam kerangka hubungan sosial yang damai. Dibentuknya ASEAN Community ini diharapkan adanya peluang untuk peningkatan kerjasama di bidang politik, keamanan, perdamaian dan peningkatan kerjasama di segala bidang yang saling mendukung. Sehingga, ASEAN Community dapat dilaksanakan atas dasar interaksi seluruh masyarakat di negara anggota ASEAN (people centered) dan mempersiapkan masyarakat sejak dini untuk menghadapi dan meminimalkan dampak integrasi ini yang rencananya Komunitas ASEAN akan diimplementasikan pada tahun 2015. Persiapan dari sekarang dan keikutsertaan masyarakat dalam menyongsong hadirnya Komunitas ASEAN 2015 diharapkan akan menjadi hal baru yang dinantikan oleh seluruh masyarakat di kawasan ASEAN.
Seiring dengan semakin banyaknya isu yang berkembang di kawasan Asia Tenggara dan dunia, pada saat KTT ASEAN ke-9 di Bali yang menghasilkan Bali Concord II , dideklarasikanlah ASEAN Community yang terdiri atas tiga pilar yaitu ASEAN Economic Community(AEC)/ Komunitas Ekonomi ASEAN, ASEAN Security Community(ASC) / Komunitas Politik Keamanan ASEAN, dan ASEAN Socio-Cultural Community(ASCC)/ Komunitas Sosial Budaya. Komunitas dari masing-masing pilar tersebut muncul karena tentunya di setiap negara memiliki concern dan kerisauan yang sama akan perekonomian, politik dan keamanan juga sosial budaya.
Perekonomian misalnya, dari segi peningkatan perekonomian antara Singapura dan Brunei Darussalam tidak bisa disamakan dengan peningkatan negara maju seperti Malaysia, Indonesia, Filipina dan Thailand juga berbeda pula dengan kondisi di Myanmar, Vietnam, Laos dan Kamboja. Dengan adanya Komunitas Ekonomi ASEAN ini diharapkan akan dikembangkan lagi posisi kesiapan antar negara dan juga saling memperat hubungan di sektor bisnis.
Hal yang sama untuk sektor politik dan keamanan. Banyaknya hal yang menjadi perhatian bersama seperti prinsip demokrasi, perlindungan HAM, tata kelola pemerintahan, memerangi korupsi, menjunjung hak anak dan perempuan dan segala bentuk illegal activity juga mendukung pengamanan untuk kejahatan di tiap negara dan lintas negara dan memerangi terorisme. Diharapkan dengan adanya Komunitas Politik Keamanan inilah menyamakan misi dan menjalankan ide yang sudah disepakati bersama dan disosialisakan, supaya masyarakat di semua negara paham dan menjunjung bersama semangat itu.
Pilar terakhir yaitu Komunitas Sosial Budaya. Banyak hal yang mendasari kenapa pilar ini ada, diantaranya adalah diperlukannya kerjasama bidang budaya antar negara dan kegiatan pembangunan sosial kemasyarakatan yang dapat meningkatkan kesadaran akan keberagaman budaya yang nantinya akan berdampak pada peningkatan sektor perekenomian. Perhatian terhadap hadirnya komunitas ini tidak hanya berhenti pada hal sosial dan budaya saja namun juga melingkupi bidang kepemudaan, perempuan, lingkungan hidup, teknologi, kepegawaian, pengentasan kemiskinan, penanggulangan bencana alam, kesehatan, ketenagakerjaan di negara itu atau antar negara di ASEAN. Itulah mengapa Komunitas ASEAN menempatan bidang sosial budaya sebagai dari pilar penting.
Dengan adanya ketiga pilar itulah yang akan saling mengikat dan memperkuat kerjasama antar negara di ASEAN dengan tetap menjaga iklim kompetitif dalam kerangka hubungan sosial yang damai. Dibentuknya ASEAN Community ini diharapkan adanya peluang untuk peningkatan kerjasama di bidang politik, keamanan, perdamaian dan peningkatan kerjasama di segala bidang yang saling mendukung. Sehingga, ASEAN Community dapat dilaksanakan atas dasar interaksi seluruh masyarakat di negara anggota ASEAN (people centered) dan mempersiapkan masyarakat sejak dini untuk menghadapi dan meminimalkan dampak integrasi ini yang rencananya Komunitas ASEAN akan diimplementasikan pada tahun 2015. Persiapan dari sekarang dan keikutsertaan masyarakat dalam menyongsong hadirnya Komunitas ASEAN 2015 diharapkan akan menjadi hal baru yang dinantikan oleh seluruh masyarakat di kawasan ASEAN.
ASEAN ada di tangan kita. [kredit foto oleh Ritter WP] |
~ Indonesia untuk Komunitas ASEAN 2015
Lantas bagaimana dengan Indonesia? Bagaimana persiapan dan kesiapannya? Jangan pernah bertanya apakah Indonesia siap, temukan jawabnya kedalam diri kalian sendiri, apakah kalian sendiri sudah siap dan apakah kalian juga mau membantu berkontribusi langsung. Pertama kali aku mendengar Komunitas ASEAN 2015 yang terbesit di pikiranku adalah bagaimana cara kontribusinya ya? Dengan jangka waktu 2 tahun lagi Komunitas ASEAN di Indonesia khususnya sudah harus mulai bergerak untuk memasyarakatkan Komunitas ASEAN 2015.
Lantas bagaimana dengan Indonesia? Bagaimana persiapan dan kesiapannya? Jangan pernah bertanya apakah Indonesia siap, temukan jawabnya kedalam diri kalian sendiri, apakah kalian sendiri sudah siap dan apakah kalian juga mau membantu berkontribusi langsung. Pertama kali aku mendengar Komunitas ASEAN 2015 yang terbesit di pikiranku adalah bagaimana cara kontribusinya ya? Dengan jangka waktu 2 tahun lagi Komunitas ASEAN di Indonesia khususnya sudah harus mulai bergerak untuk memasyarakatkan Komunitas ASEAN 2015.
Saya setuju dengan pandangan tersebut dan ketika menilik
website Komunitas Blogger ASEAN
sangat gembira ketika langkah yang diambil adalah dengan melibatkan masyarakat
untuk menuangkan segala pandangan tentang Komunitas ASEAN 2015 dalam bentuk tulisan
dan membagikannya kedalam blog dan terbuka bagi siapa saja untuk bergabung kedalam
Komunitas Blogger ASEAN tersebut. Komunitas Blogger disini sangat diperlukan untuk mengetahui
sejauh mana penulis-penulis dan pengikut social media yang aware dengan keadaan
juga update terbaru dari Komunitas ASEAN yang nantinya blogger inilah yang
merupakan sebuah kumpulan adalah sumber untuk menyebarkan informasi.
Menurut Emmanuel Adler dan Michael Barnet ( Emmanuel Adler
dan Michael Barnett dalam CPF. Luhulima, Masyarakat Asia Tenggara Menuju
Komunitas ASEAN 2015,2008, P2P LIPI, Jakarta, hal 14-15) setidaknya komunitas
memiliki tiga karakteristik. Pertama, para anggota komunitas berbagi identitas-identitas,
nilai-nilai dan pengertian-pengertian. Kedua, mereka yang ada dalam komunitas memiliki
hubungan langsung; interaksi yang terjadi bukan secara tidak langsung dan pada
domain-domain khusus serta terisolasi melainkan melalui hubungan-hubungan tatap
muka dan dalam berbagai keadaan atau tatacara. Ketiga,komunitas menunjukkan suatu
resiprositas yang mengekspresikan derajat tertentu kepentingan jangka panjang
dan mungkin bahkan bersifat altruisme
(mementingkan orang lain); kepentingan jangka panjang didorong oleh pengetahuan
dengan siapa seseorang berinteraksi, dan altruisme dapat dipahami sebagai suatu
rasa kewajiban dan tanggungjawab (a sense
of obligation and responsibility)
~ Let's Go
Menurutku akan ada 2 concern disini yaitu 1) memasyarakatkan
Komunitas ASEAN 2015 dan Komunitas Blogger ASEAN; 2) adalah
mempersiapkan masyarakat untuk siap berkontribusi
1. Memasyarakatkan Komunitas ASEAN 2015 dan Komunitas Blogger ASEAN
Untuk memulai interaksi seluruh
masyarakat di negara anggota ASEAN (people
centered) atau memasyarakatkannya, langkah awal yang ditempuh adalah
mensosialisasikan ke berbabagi media dan platform social media. Langkah ini ditujukan agar masyarakat tahu dan mau tahu akan isu yang akan terjadi 2 tahun kedepan. Menantang komunitas blogger untuk merencanakan aksi di social media agar masyarakat juga melek terhadap Komunitas ASEAN 2015 ini
Langkah kedua adalah mengadakan seminar atau workshop sebagai langkah tatap muka dan juga rutin mengajak diskusi dengan narasumber dan praktisi untuk menyamakan ide, menjawab keraguan dan juga mendapatkan masukan dari masyarakat atau komunitas lain. Selain itu juga penting untuk berkolaborasi dengan komunitas lain untuk mendukung 3 pilar dari Komunitas ASEAN 2015. Hal ini akan menjadi jawaban bahwa dalam setiap komunitas harus ada interaksi langsung, baik dengan datang di tempat ataupun lewat media lain.
Hal ketiga yang tidak kalah menantang adalah menjadikan komunitas ini tersebar di seluruh di Indonesia sebagai sebuah chapter. Bukan hal yang tidak mungkin juga jika akan banyak blogger dari berbagai chapter di negara ASEAN, maupun di Indonesia itu sendiri yang nantinya terkumpul dan membawa isu dari masing-masing daerahnya. Sehingga dengan adanya even untuk “ketemuan” dimungkinkan para blogger bisa berbagi lewat diskusi interaktif yang tidak hanya membahas tentang apa yang terjadi di daerahnya atau di negaranya namun juga menemukan solusi yang bisa dijalankan di daerahnya secara mandiri bersama komunitasnya.
Dengan begini, kesepahaman tentang Komunitas ASEAN 2015 dan Komunitas Blogger ASEAN bisa sama, selain itu apabila kegiatan ini dijalankan secara teratur sesuai dengan timeline yang ada, maka ide dan semangat awal membentuk komunitas ini bukan hanya milik para pendiri dan penggagas ASEAN Community atau milik dari panitia saja, namun akan menjadi ide kita bersama.
Langkah kedua adalah mengadakan seminar atau workshop sebagai langkah tatap muka dan juga rutin mengajak diskusi dengan narasumber dan praktisi untuk menyamakan ide, menjawab keraguan dan juga mendapatkan masukan dari masyarakat atau komunitas lain. Selain itu juga penting untuk berkolaborasi dengan komunitas lain untuk mendukung 3 pilar dari Komunitas ASEAN 2015. Hal ini akan menjadi jawaban bahwa dalam setiap komunitas harus ada interaksi langsung, baik dengan datang di tempat ataupun lewat media lain.
Hal ketiga yang tidak kalah menantang adalah menjadikan komunitas ini tersebar di seluruh di Indonesia sebagai sebuah chapter. Bukan hal yang tidak mungkin juga jika akan banyak blogger dari berbagai chapter di negara ASEAN, maupun di Indonesia itu sendiri yang nantinya terkumpul dan membawa isu dari masing-masing daerahnya. Sehingga dengan adanya even untuk “ketemuan” dimungkinkan para blogger bisa berbagi lewat diskusi interaktif yang tidak hanya membahas tentang apa yang terjadi di daerahnya atau di negaranya namun juga menemukan solusi yang bisa dijalankan di daerahnya secara mandiri bersama komunitasnya.
Dengan begini, kesepahaman tentang Komunitas ASEAN 2015 dan Komunitas Blogger ASEAN bisa sama, selain itu apabila kegiatan ini dijalankan secara teratur sesuai dengan timeline yang ada, maka ide dan semangat awal membentuk komunitas ini bukan hanya milik para pendiri dan penggagas ASEAN Community atau milik dari panitia saja, namun akan menjadi ide kita bersama.
It is wise to persuade people to do things and make them think it was their own idea ~Nelson Mandela
Dengan berkembangnya teknologi dan berbagai macam aksi, salah satu langkah Komunitas Blogger ASEAN mempersiapkan masyarakat untuk dari yang tidak tahu menjadi tahu tentang Komunitas ASEAN 2015 masih membutuhkan banyak dukungan lagi. Di Indonesia aku melihat dengan berbagai bentuk komunitas yang berkembang dan menghasilkan impact baik untuk masyarakat sekitar semakin banyak. Dengan begitu aku juga yakin menyiapkan masyarakat untuk tidak hanya siap menyambut Komunitas ASEAN 2015 namun juga aktif dalam mendukung program ketiga komunitas tersebut tidak terlalu sulit. Yang dibutuhkan hanyalah kepercayaan terhadap ide dan juga kejelian untuk merangkul tangan-tangan lain, bersama-sama mewujudkan iklim kerjasama yang harmonis dan untuk Indonesia dan untuk ASEAN tentunya. Aku yakin, masyarakat Indonesia sekarang memasuki era belajar dan mencoba. Mereka banyak belajar terhadap isu-isu baru sehingga sangat peka terhadap perubahan. Dari itu banyak dari mereka yang berhasil dan banyak juga yang gagal. Kontribusi itu ada jika mereka percaya dan mau bertindak dan mencoba, jika gagal mereka akan belajar. Yakin.
So, Lets Go! Saatnya berani bermimpi.
We dare to dream we care to share.
Together for ASEAN
We dare to dream,
We can to share for it's the way of ASEAN ~ ASEAN Anthem lyrics
Raise our flag high, sky high
Embrace the pride in our heart
ASEAN we are bonded as one
Look-in out-ward to the world.
For peace, our goal from the very start
And prosperity to last….. (The ASEAN Anthem)~ Furi
No comments:
Post a Comment
terima kasih yaa :)