Melanjutkan Repostnya Tere Liye, kudu di baca deh point of view nya :D
Perasaan-perasaan
*Urusan perasaan, perasaan dan perasaan
Saya akhirnya menulis tentang ini, sebenarnya akan lebih
baik jika kalian berproses menemukan pemahaman ini, proses yg kelok-kelok,
terjaga, penuh kehormatan, selamat tiba di ujungnya. Itu akan lebih spesial,
membekas, lantas mengenang semuanya sambil tertawa, ah, dulu ternyata semua itu
lucu ya.
Tapi baiklah, karena page sy ini persentase anggota
remajahingga usia 22-nya tinggi sekali, dan jika sy tdk hati2, malah bisa salah
paham, ada yg seolah2 mendapatkan pembenaran, maka akan sy rangkum beberapa
poin penting urusan perasaan menurut versi tere liye (yg akan kalian jumpai
paralel konsepnya dgn di novel, buku2).
1. Jatuh cinta itu manusiawi. Urusan perasaan, urusan
membolak-balik hati itu adalah milik Allah. Boleh jatuh cinta? Ya boleh, tidak
ada ulama dari mazhab manapun yg melarang jatuh cinta lawan jenis,
mengharamkannya. Apalagi, duhai, seperti terjatuh, kita tdk pernah tahu kapan
jatuh cinta itu terjadi. Tiba2 perasaan itu sudah mekar tak berbilang.
2. Lantas, kalau kalian jatuh cinta, so what? Nah, ini
bagian yg menariknya. Kalian mau menyatakan perasaan itu? Lantas so what?
Kalian mau dekat2 dgn seseorang itu? Kalian mau telpon2an, tahu dia sedang apa,
apakah bisulnya sudah sembuh, apakah panunya tidak melebar, apakah
konstipasinya sudah hilang, sudah bisa ke belakang? Kebanyakan di usia remaja,
hingga 20-an something, lantas kemudiannya ini yg tidak jelas. Pacaran? Tidak
pacaran? Langsung menikah?
3. Ketahuilah, kita hidup dalam norma2, nilai2, batasan2 yg
harus dihormati. Kecuali kalau kalian menolak norma2, nilai2, batasan2
tersebut, silahkan (dan berhenti sudah meneruskan membaca notes ini, karena
kalian sudah tdk se-zona waktu lg dgn tulisan ini). Itu benar, memiliki
perasaan itu kadang serba salah, makan tak enak, tidur tak enak. Itu benar, ada
keinginan utk tahu apakah seseorang itu balik menyukai, keinginan utk bilang,
cemas nanti dia digaet orang. Tapi kalau hanya ini argumen kalian, oh dear,
orang2 sakau, ngobat, lebih tersiksa lagi saat dipisahkan dr hobinya tersebut.
Mereka bisa mencakar2, bahkan melukai diri sendiri hingga begitu mengenaskan
dan (maaf) is dead. Sy rasa, seingin apapun kalian jumpa dia, paling cuma
nangis, tidak akan mati. Itulah kenapa hidup kita ini punya peraturan, agar
semua orang bisa punya pegangan, selamat dr merusak dirinya sendiri. Sy tdk
akan menggunakan dalil2 agama dalam notes ini--karena orang2 yg pacaran, kadang
risih mendengarnya. Jadi kita sama2 kuat, sy pakai logika kalian sj.
4. Tapi saya harus bilang agar lega, bagaimana dong? Ya
silahkan saja kalau mau bilang. Tapi camkan ini baik2, cinta sejati adalah
melepaskan. Catat itu baik2, tanyakan pd pujangga kelas dunia, hingga pujangga
amatiran narsis tere liye, semua bersepakat, cinta sejati adalah melepaskan,
lepaskan dia jauh2, maka kalau memang berjodoh, skenario menakjubkan akan
terjadi. Jadi? Kalau kalian belum jelas so what-nya, lantas kemudian mau apa
setelah bilang, maka mending ditahan, disimpan dalam hati. Tuhan itu mendengar,
bahkan desah tersembunyi anak manusia di pojok kamar paling gelap, paling
sudut, di salah-satu kampung paling terpencil, paling jauh dari peradaban,
paling tdk ada aksesnya. Jodoh itu misteri. Kalau nggak pakai usaha, nanti
nggak dapat, gimana dong? Tentu saja usaha, tapi bukan dengan pacaran. Usaha
terbaik mencari jodoh adalah: dgn terus memperbaiki diri. Nggak paham, kok
malah aneh, malah disuruh memperbaiki diri. Ya itulah, dalam banyak hal, kalau
kita nggak nyambung, memang nggak ngerti. Misalnya, banyak orang yg mikir kalau
mau dapat ikan itu harus mancing di sungai. Padahal sebenarnya sih, kalau mau
ikan, ya tinggal pergi ke pasar ikan. Lebih tinggi kemungkinan dapat
ikannya--asumsinya punya uang.
5. Tapi apa salahnya pacaran? Boleh2 saja dong? Saya justeru
merasa lebih semangat, lebih kreatif, lebih apa gitu setelah pacaran? Nah itu
dia, kalian benar2 menyimpan bom waktu jika meyakini pacaran itu memberikan
energi positif. Pacaran itu bentuk hubungan, dan sebagaimana sebuah bentuk
hubungan antar manusia, posisinya rentan rusak, gagal, dan binasa. Boleh jadi
betul, riset canggih akademik membuktikan orang2 pacaran bisa memperoleh
motivasi baik, tapi saya, tidak akan memilih menggunakan 'pacaran' sbg sumber
energi, mengingat sifatnya yg temporer sekali. Mending sy milih kekuatan bulan,
jelas2 bulan itu sudah ada milyaran tahun, pacaran paling mentok hitungan jari
tangan bertahannya.
6. Baik, baik, lantas kalau tidak boleh pacaran, gimana
dong? Kongkretnya apa yg harus sy lakukan? jawabannya mudah: Tidak ada yg perlu
dilakukan. jatuh cinta, alhamdulillah, itu berarti tanda kita normal. lantas?
Biarkan saja. Sibukkan diri sendiri dgn hal2 positif, isi waktu bersama teman2,
keluarga. Belajar banyak hal, mempersiapkan banyak hal. Hanya itu. Nggak seru,
dong? Lah, memangnya kalau pacaran seru? Paling juga cuma nonton ke manalah, pergi
kemanalah. Pacaran itu seolah seru, karena dunia telah menjadi etalase industri
entertainment. Pesohor2 menjadi teladan--padahal akal sehat siapapun tahu itu
bahkan rendah sekali nilainya. Dari jaman batu, hingga kelak dunia ini game
over, pegang kata2 saya: menghabiskan waktu bersama orang tua, kakak, adik,
teman2 terbaik selalu paling seru. Apalagi jika ditambah dgn terus belajar,
produktif, dsbgnya.
7. Lantas bagaimana sy melewati masa2 galau ini? Lewati
seperti kebanyakan remaja lainnya. Lurus. Boleh kalau kalian mau menulis diary
tentang perasaan2 kalian. Boleh galau menatap langit2 kamar. Boleh cerita2
curhat sama teman dekat dan orang tua. Boleh, tapi ingatlah selalu perasaan itu
punya kehormatan. Kalian pasti sebal kan lihat teman sekelas yg tiba2 datang ke
sebuah pesta ultah (padahal dia tidak diundang), sudah tdk diundang, makannya
paling banyak, teriakannya paling kencang, paling gaya, norak, tidak tahu malu.
Nah, ada loh--bahkan banyak-- orang2 yg tdk sadar kalau dia sebenarnya juga
norak dan tidak tahu malu dalam urusan perasaan. Ya, kita sih kadang tdk merasa
kalau sudah genit, ganjen, lebay. Sy tahu, istilah menjaga kehormatan perasaan
ini boleh jd susah dipahami, tapi itu nyata, orang2 yg bisa menjaga
perasaannya, maka se galau apapun dia, sesengsara apapun dia menanggung semua
perasaan, besok lusa, kemungkinan untuk tiba di ujungnya dgn selamat akan lebih
besar. Jangan coba2 berdua2an, jangan coba2 pergi kemanalah hanya berdua,
bergandengan tangan, dsbgnya. Itu benar2 menghabisi kehormatan kalian.
8. Nah, bersabarlah. Tunggu hingga kalian memang telah siap.
Jika sudah yakin, silahkan kirim sinyal2, menyatakan perasaan, lantas silahkan
libatkan orang tua. Btw (masih ngeyel), tapi banyak juga orang2 yg menikah
tanpa pacaran bercerai, kok. Dan sebaliknya, orang2 yg pacaran malah langgeng?
Itu benar. Sama benarnya dgn banyak orang2 yg mabuk2an, ngobat, tetap saja
umurnya panjang. Eh, ada tetangga, alimnya ampun2an, malah meninggal lebih
dulu. Harusnya kan kalau mereka melanggar peraturan, langsung ada petir
menyambar. Menikah, membina keluarga, langgeng atau tdk, bahagia atau tidak,
boleh jadi tdk ada korelasinya dgn pacaran atau tidak. Kita mungkin tdk pernah
tahu misteri ini, tapi dengan menjalani prosesnya dgn baik, mengakhirinya dgn
baik, semoga fase berikutnya berjalan dgn baik.
Sy konsen sekali masalah pacaran ini, karena sy tdk ingin
kalian menghabiskan masa2 penting kalian utk urusan perasaan yg sebenarnya di
usia kalian tdk penting2 amat. Dan sy harus bilang, orang2 yg paham, mengerti
benar bahwa pacaran adalah pintu gerbang pergaulan bebas. Itu mengerikan. Masa'
kalian mau dekat2 dengan pintu yg ada tandanya 'pergaulan bebas'. Saya bisa
menjaga diri kok, tenang saja. Well, rasa2nya tidak ada orang di muka bumi ini,
di zaman sekarang, yg bisa bilang dia sempurna bisa menjaga dirinya. Kalau
bisa, maka setan akan gigit jari.
Sy membuat beberapa novel tentang perasaan, semoga itu bisa
menjadi salah-satu alternatif kalian memahami beberapa poin di atas, hidup ini
memiliki batasan2 yg tdk bisa dilanggar, bahkan sekuat apapun cinta tsb. Selalu
ambil sisi positif dlm cerita2 tsb, lihat dr sudut pandang berbeda, maka boleh
jd kalian akan menemukan pemahaman baru yg baik. Bukan sebaliknya, mengambil yg
bisa memberikan argumen buat kalian--karena namanya novel, tentu sj sy harus
memasukkan tokoh2 buruk, jahat. Sy juga menumpahkan banyak postingan soal ini,
konsen saya.
Sy benar2 tdk bisa melakukan hal yg lebih kongkret dalam
urusan ini, selain dgn tulisan2. Tapi itu hanya tulisan2. Itulah kenapa sy
sangat menghormati guru2, orang2 dewasa, orang tua di sekitar remaja yg lebih
kongkret, secara terus menerus menanamkan pemahaman itu ke remaja2 mereka. Dan
di atas segalanya, yg akan membuat itu berhasil atau tidak, adalah kalian
sendiri.
Mari kita janjian, yuks, hari ini, 13 September 2012, maka
dua puluh tahun lagi, 2032, kalau umur kita panjang, dan kalian masih ingat postingan
ini, kenanglah kembali masa remaja, masa usia 20-an something kalian. Rasa2nya
sy bisa menebak, kalian akan nyengir mengingatnya. Boleh, nanti tiba2
mengirimkan email ke saya, Bang tere, sy masih ingat postingan 20 tahun lalu
itu--asumsi sy masih ber narsis ria di mana2. Dan Bang tere ternyata salah.
Boleh. Atau kalau sebaliknya, tentu saja boleh, kirim email, bilang, ternyata
Bang tere benar.
*lagi2 repost
-Tere Liye
Have a great day all :D
~F