Ternyata banyak orang yang pertama kali bertemu denganku menyangka aku ini itu. Atau yang sudah kenal akrab begitu lama juga kadang menyangka Furi ini ternyata seperti ini dan itu. Tulisan ini terinspirasi oleh seorang kawan yang menuliskan hal yang sama, dan aku juga tertarik untuk menuliskannya. Mendengar tanggapan mereka seperti "Masa sih kamu gitu?" atau "Itu kamu? Oh ya? Beneran?" atau juga "Aku kira kamu itu..." secara garis besar seperti ini :D
1. I am an Engineer
Believe it or not, aku adalah seorang teknisi. Aku menyebut demikian bukan berarti aku senang membubut atau mendongkrak atau juga hal yang berhubungan dengan otomotif. Tapi lebih pada pekerjaan utamaku sekarang adalah seorang engineer dan memang menyukai dunia per-teknik-an baik itu yang software maupun hardware, walaupun dalam wujud di luar aku lebih sering terlihat sebagai publik sosial. "Oh, jadi kamu kerja sebagai teknisi? Dimana?" or "Kamu ngga kelihatan tuh sepertinya kalau sepertinya seorang teknisi"
Well, sebenarnya aku lebih senang diberi seperangkat toolbox yang berisi obeng, skrup, palu, kabel, avometer, timah dan soder, dibanding seikat mawar merah. Eeeuw...
2. Aku Suka Baca dan Menulis
Terdengar seperti anak SD ya. Tapi gegara banyak yang sudah tahu pekerjaanku dan sering terlihat bersosialita dibanding diemnya, atau kerja larut malam di kantor dibanding nganggur di kosan, lebih sering ngobrol dibanding keliatan baca atau mempublish tulisannya dimana-mana, orang selalu beranggapan aku ngga tau menahu soal buku dan tidak paham tentang menulis. Bahkan ketika secara tidak sengaja seorang teman mampir ke rumah ada yang bertanya, "ini bukumu semua? sejak kapan kamu suka baca?" Errrrrr...
Ada yang bilang baca dan menulis tidak boleh dimasukkan ke dalam kategori Hobi. Bagiku, baca dan menulis bukan hanya hobi, tapi sudah menjadi candu. Minimal dalam sebulan aku harus membaca satu karya, entah itu kata orang bagus yang kadang kataku biasa saja. Atau sebaliknya. Aku menargetkan diriku sendiri minimal sebulan aku harus tuntas membaca 1 buku Indonesia 1 buku berbahas Inggris. Aku juga tidak serta merta mengaitkan segala hal yang aku baca dengan cara pandang yang sama, dengan buku lain yang aku baca. Aku lebih senang membacanya saja menuliskan review dengan nama samaran, namun jika ada yang tanya tentang buku itu aku segera bisa bercerita.
Aku termasuk orang yang kompetitif dalam membaca dan menulis. Ketika orang selesai membaca buku A misalnya, dan aku tidak mempunyainya, maka bisa dipastikan bulan selanjutnya buku itu ada di listku dan dan ada reviewku di goodreads, sehingga aku bisa membaca apa yang orang lain baca. Bahkan setiap bulan aku punya anggaran khusus untuk membeli buku. "Serius, Furi?" Answer : "Yes, I am"
3. Aku Memilih Tenang dalam Keramaian
Aku tidak suka ribut. Aku lebih senang cari aman. Aku lebih sering menerima setelah berdebat panjang. Aku lebih senang mendengarkan dan harus atas kemauan sendiri atau paksaan jika harus berhadapan dengan khalayak ramai. Aku bukan orang yang vokal jika memang sedang tidak dibutuhkan.
Aku ramai jika dalam suasana santai. Aku ramai jika dalam suasana bercanda. Percayalah aku selalu memilih tempat yang sepi untuk duduk sambil menyeduh kopi daripada harus melihat konser atau tempat kerumunan orang yang bahkan aku tak tahu apa yang mereka bicarakan. Bahkan pada satu saat aku punya waktu untuk melakukan "self entertain" dimana aku melakukan hal yang aku suka sendirian.
Banyak orang yang dengan mudah mendeskripsikanku "Furi itu orangnya rame banget." Tidak. Bergantung
4. Aku (tidak) Jutek
Dalam seperempat abad aku hidup, bisa dibilang 12,5 tahun orang beranggapan aku orang jutek pada pandangan pertama dan menyalahkan pendapatnya sendiri pada pandangan kedua.
"Duh, aku kira kak Furi itu jutek banget, ternyata.."
"Bu Furi, saya kira Anda tidak bisa bercanda.."
"Gw kira itu lo orangnya susah diajak guyon Fur.."
so on..
Believe me, sudah lama aku belajar untuk selalu tersenyum pada pandangan pertama, yang kadang juga banyak khilafnya. Sudah bawaannya, tapi akan kubiasakan untuk lebih rileks. Aku serius dan santai pada waktu dan tempatnya.
5. Pengguna Celana dan Tas Ransel
Bukan berarti aku tidak suka memakai rok dan tidak mempunyai tas selempang. Jumlah rok dan celanaku di lemari bisa dikatakan sebanding, begitu pula jumlah tas ransel dan tas selempangku. Namun, atas kenyamanan dan keamanan kebutuhanku, aku lebih suka memakai celana dan tas ransel. Itulah mengapa orang lebih sering menganggapku seorang yang tomboy, dibanding orang yang feminim.
Tapi apa iya, pembeda tomboy dan feminin hanya dilihat dari bawahan dan bawaan?
Jika ada yang bilang, "Tumben pakai rok?" berarti dia memang tidak begitu mengenalku.
6. Melakukan Pekerjaan Rumah Tangga
Banyak orang yang menyangsikanku melakukan kegiatan rumah tangga, seperti memasak, menyapu, mengepel, mencuci,menjahit, menyeterika, berkebun, pergi ke pasar tradisional. Dikarenakan mungkin saya terlalu sibuk.
Ketika libur saya bisa menghabiskan hari hanya di rumah dengan membersihkan kamar, mengubah tata letak, merapikan, mencuci, dan memasak apa yang bisa saya makan. Bisa dibilang, jika pusing aku akan melakukan pekerjaan rumah tangga. Aku sangat selektif dalam mencuci baju, mana yang harus aku cuci sendiri, mana yang bisa dicuci dengan mesin. Tata letak kamar yang berubahpun aku sangat tahu.
Jadi, jika "sibuk" menghentikanku untuk melakukan pekerjaan rumah tangga, apakah aku sanggup untuk membayar segala kompensasinya? :)
7. Berdandan dan Berpakaian Modis
Aku mempunyai peralatan make up dari atas rambut sampai bawah yang lengkap. Aku juga memakai parfum. Mempunyai berbagai kuas, blash on, tutorial berhijab dan make up lengkap. Pernah ikut kursus kecantikan juga senang mendesain pakaianku sendiri seperti blazer, baju pesta dan memilih kain yang sesuai dengan karakterku. Memadu padankan mana yang cocok mana yang pas.
Namun kenapa sering terligat tidak berdandan dan terlihat tidak modis? Jawabnya : itu bukan suatu keharusan. Jika setelah wudhu aku harus re-touch lagi itu bisa memakan waktu setengah jam. Lagian tampilan berdandan disaat kerja membuatku tidak tenang. Kadang jika ada orang yang sedang mengajak bicara tidak memperhatikanku malah memperhatikan hal yang lain, membuatku merasa resah dan tidak nyaman.
Maka aku cukup mengenakan yang secukupnya bagiku di wajah, yang cukup menjaga nikmat yang Dia berikan. Berpakaian, dengan berpaikaian yang nyaman bagiku
Pengen tahu kapan aku harus dandan dan pakaian modis? Datang ke pesta pernikahan. (Itupun juga biasa saja :D )
8. Menangis
Orang menyangka dengan proporsi badan yang begini besar dan raut wajah yang ngga juga unyu, aku susah untuk menangis. Jangan salah. Justru sebaliknya. Aku orang yang tidak tegaan. Sedikit sedikit mudah haru dan akhirnya menangis. Kadang nangisnya sampai sesenggukan.
Dan pada suatu kondisi aku sangat rapi menyembunyikan tangis supaya terlihat sedikit tegar.
9. Mengatakan "apa kabar", "I miss you", "I love you"
Jika dalam salah satu pembicaraan atau pertemuan , aku sering bertanya apa kabar atau "How I miss you so bad" That's really what I feel and what I wanna tell. I wanna know your tidings, and I wanna know how much you miss me :)
Begitu juga dengan I love you.
If I say I love you. I mean it. It is the only word I wanna tell, and I don't expect the feedback or need the response then. I only wanna say it :)
10. Pernah menjalin hubungan dengan cinta
Dengan berkali-kali orang menanyakan kapan menikah dan siapa pacarmu, bagaimana tipemu, atau dengan guyonanku yang mengagumi lelaki, bukan berarti aku tidak pernah menjalin hubungan cinta, atau bahkan menyangka aku tidak pernah jatuh cinta.
Jatuh cinta membuat hidupku seimbang. Tapi sekarang aku dalam tahap menjaga dan memperbaiki diri. Percayalah, jatuh cinta menjadi salah satu doa di setiap sujudku supaya dipertemukan dengan yang tepat dan waktu yang tepat.
Apapun itu misteriNya. Aku tidak pernah menolak untuk jatuh cinta dan menjalin dengannya. Hanya tak pernah kuutarakan.
That's from me. How about you?
~F
*photos from google
No comments:
Post a Comment
terima kasih yaa :)