Thursday, July 18, 2013

Menyanyi Indonesia Raya - Apa Kamu Menangis?

 Hai semuaaa :D
Udah ngga se-istiqomah dulu untuk nulis nih. Sekalinya nulis, malah kasih pertanyaan deh. Sebenernya ini kejadian baru-baru aja, yang akhirnya gregetan dan maunya ditulis disini :D

Pertanyaannya, kalau ada lagu Indonesia Raya apa kamu menangis? Kalau aku, bergantung momennya. Ini nih..

Kalau aku inget-inget lagi kapan saja aku menangis saat menyanyikan lagu Indonesia Raya hmmhh,

1. Ketika jadi petugas Paskibraka di Provinsi. Nangis karena haru dan rasa bangga yang membuncah saat mengerek bendera. Apalagi momennya tepat, saat 17 Agustus :D

2. Waktu Pelatihan Pengajar Muda di Bogor. Waktu itu aku menangis sedikit (ada air mata di pelupuk mata) karena sebelumnya ada sesi mengenai Cinta Tanah Air, dan waktu itu sudah diberi tahu kalau aku akan di tempatkan di Sangihe

3. Saat menjadi guru di Sangihe. Menangis ketika menyanyikan lagu ini sambil melihat murid-muridku dapat menyanyikan lagu dengan lantang dan benar, gerakan mengerek bendera sangat rapi dan tegas. Teringat bagaimana mereka mau melatih diri mereka setiap sore di sekolah. :') *miss my students*

4. Saat acara keberangkatan Pengajar Muda, disini sepertinya terbawa suasana karena besoknya kami akan di berangkatkan ke daerah penempatan masing-masing. Ya jadi mewek pas nyanyinya :D

5. Ketika Orientasi Awal, KSM+FSM Sabang Merauke di wisma kemenkes. Fiuh, panjang menjelaskannya. Tapi ketahuilah, gimana aku ngga nangis kalau anak-anak yang dari seluruh Indonesia akan datang ke Jakarta dalam hitungan hari dimana ini akan menjadi sejarah baru bagi Indonesia. Dimana juga di depan saya ada keluarga yang sangat beragam dan dengan kerendahan hatinya mau menyatakan diri menjadi Orang tua dan Keluarga bagi ASM yang akan berkunjung ke Jakarta

6. Orientasi awal ASM. Jangan tanya kenapa saya nangis sejak dilantunkan lirik, "Indonesia Tanah Airku, tanah tumpah darahku." Di depan sudah ada generasi bangsa yang sangat hebat datang ke Jakarta untuk menyebarkan misi toleransi umat beragama

7. Orientasi akhir Sabang Merauke. Bait pertama saya lolos. Namun ketika di depan saya adalah Pak Djohan, yang dengan memejamkan mata dan khusyuk menyanyikan Lagu Indonesia Raya, bukan hanya menangis namun banjir. Pak Djohan adalah salah satu FSM beragama katolik dengan ASM yang bernama Apipa dari Kalimantan beragama Islam dengan sayang dan tulus menampung dan menerima Apipa selama 2 minggu di Jakarta. *bahkan nulis paragraf ini pun saya masih merinding

Nggg, kapan lagi yaa saya nangis? hehehe. Perkaranya bukan berapa banyak aku menangis ketika lagu ini dikumandangkan, tapi lebih pada ada rasa sepertinya aku sedikit demi sedikit ikut melunasi janji negeri ini.
Ada rasa dimana dulu pejuang begitu gagah dan tegar menyanyikan lagu ini untuk menyulutkan semangat juang mereka. Mungkin ketika momen itu aku juga turut merasakan.

Semoga lebih banyak hitungan kapan aku mulai menangis ketika lagu itu mulai dikumandangkan.

Bangunlah Jiwanya
Bangunlah Badannya 
Untuk Indonesia Raya

Indonesia Raya Merdeka-Merdeka 
Tanahku Negeriku yang ku cinta
Hiduplah Indonesia Raya 


Selamat menjalankan ibadah puasa semuanya.

Furi