Wednesday, August 28, 2013

Something that Changes me :)

Di tengah segala informasi yang diberitakan di media ataupun dimana itu, banyak orang yang menanyakan dan menyangsikan reputasi dan kemampuannya. Saya sudah tahu dan untungnya saya sudah terlanjur percaya.

Furi,
Cerita yang luar biasa. Saya membaca pelan2. Ini bukan sekadar cerita, ini sebuah narasi perjuangan.

Mencari solusi itu sering amat berbeda dengan menciptakan solusi. Yang Furi kerjakan ini adalah menciptakan solusi.

Furi pilih jalan yang mendaki. Itu pilihan orang2 pemberani. Ini akan melelahkan, akan menyedot energi. Tapi Furi amat tahu bahwa semua pendakian itu ada puncaknya. Soal waktu saja kapan akan tercapai dan terlampaui

You are young, full of energy; a bright future is before you. Stay the course, keep trying, keep fighting. You will reach your goals; yes, you will reach your goals . . .
Atau penjelasan beliau mengenai ini,
Assalamu'alaikum wr. wb.

Furi yang baik,

Semoga email ini menemui Furi dalam keadaan sehat wal afiat. Lewat email ini, izinkan saya -sekali lagi- menyampaikan rasa penghargaan dan apresiasi atas kerja Furi selama ini.

Saya baru selesai menghadiri beberapa conferences dan pertemuan di London dan di Washington. Pertemuan tentang pendidikan, tentang  peneliti/scholar asal Indonesia yg bekerja di LN dan tentang komunitas Indonesia.

Pertemuan2 itu tidak ada yang terkait langsung dengan kegiatan Indonesia Mengajar, tapi di sana semua menanyakan kabar Pengajar Muda. Mereka menitipkan salam. Mereka sudah baca cerita tentang kiprah Pengajar Muda, cerita Furi.

Semua merasakan bahwa mereka melihat Indonesia kita dengan semangat baru, dengan rasa optimis dan tanpa sinisme. Sebagian menyampaikan apresiasi atas kerja Furi dan semua Pengajar Muda sambil matanya mencermin karena ada air yang mengambang.

Saya merasa harus langsung meneruskan salam, dan menyampaikan perasaan mereka semua pada Furi. Di pesawat dalam perjalanan pulang ini saya tulis email ini. Furi mungkin saja menganggap bahwa yang Furi lakukan itu lumrah, bukan luar biasa. Ya, memang lumrah tapi kelumrahan itu membawa efek yg luar biasa.

Izinkan saya sampaikan dengan rasa hormat bahwa kiprah, kerja dan cerita Pengajar Muda telah ikut menginspirasi mereka dan membuat mereka makin yakin bahwa di tanah air tercinta ini masa depan republik ini akan cerah untuk semua. Seorang ekonom asal Indonesia yg bekerja di lembaga terkemuka dunia menulis dalam emailnya sesudah kita bertemu, " . . . reminding me of how great is our people, our nation"
Furi bukan hanya hadir di desa, kehadiran itu menggandakan semangat di berbagai tempat secara luar biasa.

Di berbagai kesempatan saya bertemu dng anak-anak bangsa yang juga peduli dengan tanah air-nya. Mereka sekarang sedang bekerja di tanah yang amat jauh dari Nusantara. Ada yg ilmuwan, ada profesional bisnis, atau ada yg bekerja di institusi multilateral.

Mereka semua memiiliki kompentensi tinggi, standard profesionalisme yang tinggi. Saat berdiskusi dengan mereka, saya sering merasa sedang menatap wajah masa depan para Pengajar Muda. Di wajah mereka saya melihat diri Furi dan para Pengajar Muda. Saya membayangkan Furi sekarang berada di desa yg mungkin jauh dari fasilitas hidup yg serba canggih. Hari ini Furiberada di pelosok sana walau potensi kompetensi Furi sama dengan mereka tapi saya yakin kelak Furi dan Pengajar Muda semua akan bisa ikut menentukan "arah" baik di tingkat nasional bahkan dunia.

Saya berharap, InsyaAllah, Furi akan terus mengembangkan diri agar bisa memiliki the world class competence. Yang membedakan Furi and your fellow Pengajar Muda dengan mayoritas anak-anak muda berkompetensi tinggi itu adalah grassroot understanding plus berderet pengalaman dinamis sebagai pengajar muda di berbagai wilayah nusantara.

Saya tengok pemandangan luar lewat jendela pesawat, di tengah malam di atas pegunungan dekat Diyarbakir, yang nampak hanya gulita. Saya bayangkan tebaran bintang malam adalah kawan sehari-hari Furi. Bintang-bintang itu memancarkan sinar walau kecil tapi indah: memancarkan harap untuk semua. Furi dan semua Pengajar Muda seperti Bintang itu, memancarkan harapan baru.  Harapan itu tumbuh bukan saja di desa tempat Furi mengabdi tapi juga di belahan lain dunia, harapan ternyata itu turut tumbuh kuat. 

Jaga stamina Furi, dan jaga diri baik-baik. Tetap memancarkan semangat, tetap jaga ketulusan. Hitungan jarak geografis kita mungkin jauh, tapi hitungan simpul ikatan hati kita dekat dan semangat kita selalu dekat, sangat dekat. InsyaAllah, kita bisa segera berjumpa dan mendengar semua cerita dari dekat.

Salam hangat dari tanah jauh.

Salam,

Anies Baswedan


cukup kan?
Atau kalian punya tambahan?

Tuesday, August 27, 2013

Quote from "Outliers - The Stories of Success" Book




Just finished read this book. And I found something good to share. Its about how Malcolm Gladwell wrote his research and his thought. Before he wrote Outliers, he also wrote the first book The Tipping Point, and second is Blink. Will review it later ya :D




One of the commentator of this book said,

"The lessons of this book can be put into a brief sentence: success depends on a series of cultural and other factors that are mostly beyond your control – however, the thing that is totally within your control about success is how much effort you put in. And the more effort you put in the more likely you will be successful. They are directly proportional and we should all praise work as the key thing that really makes us human."

I do agree with that. In this book he conclude one thing and I only nodding when I read the sentence "Practice isn't the thing you do once you're good. It's the thing you do that makes you good". Then he continued in other story, “It is those who are successful, in other words, who are most likely to be given the kinds of special opportunities that lead to further success. It’s the rich who get the biggest tax breaks. It’s the best students who get the best teaching and  most attention. And it’s the biggest nine- and ten-year-olds who get the most coaching and practice. Success is the result of what sociologists like to call “accumulative advantage.” 

Again, I re-read that sentence then make an underline under the statement as a stars, but I stopped at "accumulative advantage". How can he define the accumulative advantages? I agree. Totally agree. But I have second opinion, success for me is not only accumulative advantage, it is increment of big effort, serious intention, hardy and never give up to try more and more also the-x factor. What is the-x factors? Its God's hand and plans. Success for me is easy to spell rather than to do. Then he continued


“...If you work hard enough and assert yourself, and use your mind and imagination, you can shape the world to your desires. (151)”  HAHA, RIGHT! :D

And last sentences I stared is "It's not how much money we make that ultimately makes us happy between nine and five. It's whether or not our work fulfills us. Being a teacher is meaningful."

We are born to be student in every period. And in other period, we also be a teacher, because life is matter of  sustainability of life progress. To learn and to be learned. To teach and to be thought.


Furi

What is "information" Stand For?

This morning I'm lost in Professor Shuichi Sakai's website. He told great messages in his manuscript for graduate students candidate who want to enter the University of Tokyo, Information and Science Technology. Here what he said

Nobody doubts that “information” is the key word of modern society. For many, “information” simply means the computer or the internet. There are others who may think of robots, smart phones, video games, and animation.

Seventy years have passed since the world's first computer. It has only been seventy years, but during this time, information science and technology have improved drastically. Along with these developments in science and technology, our society has become what is called an “information-oriented society.”

The Graduate School of Information Science and Technology at the University of Tokyo is the place to study and research “information” related science and technology. Although our graduate school is somewhat small, with only 170 regular faculty members and 700 students, there is a wide variety of research fields and research methods being implemented in a free atmosphere where progressive spirits can thrive. Of course, we also all feel proud that the education and research offered at our graduate school is of the highest caliber in the world. Computer, communication, media, mathematical informatics, control theory, robotics, artificial intelligence, bio informatics, information security - every field is full of fascination, and we try to create a new field every year. At the same time, we continue to take on many new challenges, such as new education programs, international coordination, and facilitating cooperation between education, industry, and government.

“Information” has the power to change our society through things that are familiar to us, such as our smart phones and social media. There are so many great things about this kind of information technology - people’s transmitting power increases, communication between people far apart becomes possible, the distribution of things and affairs becomes better, promoting disaster prevention and assisting in rebirth from disaster becomes more effective, support for music and screen image art becomes stronger, and much more. However, there are also drawbacks to its increasing availability, such as privacy violations, copyright infringement, cyber attacks, and internet bullying through clandestine school portal weblog sites. It has brought out both light and dark in our modern society. Some people can only see information science technology this way.

I myself think that “information” is very important and has the power to improve society from an even deeper place than people can now imagine. Society right now is exhausted due to excessive economic competition and materialism. Information Science and Technology must exist in order for this battered society to transform into something brighter for the well-being of humankind. Is this really possible? Now is the time to apply ourselves to study and research in order to test our wisdom in our pursuit of information science and technology.
Well, for me its like open my mind again to define what is communication stand for and derived from where. From the beginning I chose Telecommunication science and then become telecommunication engineering is because telecommunication is the basic knowledge itself. But after I read his pronounce, I do agree- basic knowledge of telecommunication is to deliver the information from one to other with all the technology and applied it into many device. And I conclude, basic form of telecommunication is information itself.

Tought?

Furi 

Tuesday, August 20, 2013

Raise Our Flag High, ASEAN Community in Our Hand



Jika kamu meragukan apakah Indonesia bisa, maka tanyakan pada dirimu sendiri apakah kamu sudah siap? ~ kataku

Menjadi  bagian dari generasi suatu negara yang sedang berkembang adalah tantangan baru bagi kita semua. Dariku, Indonesia sekarang bagaikan pisau yang beramata dua. Satu mata sedang sibuk mengerjakan isi pemerintahan negara  dan mata yang lain juga mengerjakan hal lain yang juga tak kalah penting. Tetapi kadang secara tidak sadar akhir-akhir ini di Indonesia sudah banyak bermunculan pisau tajam lain yang perhatian dalam meyikapi banyak hal di negeri ini. Ada yang sedang mengerjakan, bersiap-siap, juga ada yang sudah melaksanakan.  Apa yang banyak membuat mereka bermunculan disana-sini? Hal ini mungkin terjadi karena peningkatan kesadaran publik akhir-akhir ini atas keprihatinan terhadap suatu kejadian atau topik tertentu. Atau mungkin saja mereka rindu  dan ingin mengerjakan sesuatu untuk Indonesia yang lebih baik, rasa jengah dengan pergolakan yang bermuculan di sana-sini, rasa was-was akan kesiapan negera ini menuju era yang berikutnya , atau apapun dan siapapun itu yang sedang membutuhkan bantuan bersama-sama membangun Indonesia yang lebih baik dan lebih siap. Namun, dengan segala kekhawatiran diatas, muncul lah kesepahaman bagi sebagian orang bahwa jika ingin mengerjakan sesuatu yang bisa meningkatkan kesadaran masyarakat Indonesia yang luas, diperlukan untuk menyamakan pikiran, misi dan konsep perbuatannya, dan pada akirnya akan merasakan impact dari apa yang sudah mereka kerjakan. Atas kesamaan ide dan mungkin kekhawatiran dan keprihatinan   yang sama muncullah sebuah kumpulan orang-orang yang ingin segera  bergerak, bertindak,  mengevaluasi dan merasakan  apa yang menjadi buah pemikiran mereka. Lalu mereka menyebut diri mereka apa? Benar, komunitas atau sebuah community.

Guruku dulu mengumpakan, jika kita hendak membersihkan halaman yang luas, kita tidak bisa hanya mengandalkan satu lidi untuk membersihkannya. Kita harus butuh banyak satuan lidi untuk dikumpulkan lalu diikat yang kuat, bersama-sama mengerjakan pekerjaan, pasti tujuannya cepat terselesaikan. Maka dari sanalah sebuah komunitas itu  hadir, sebagai sebuah ikatan dan juga wadah tertuangnya ide kerjasama dan bekerja bersama. Salah satu komunitas besar yang mendasari berbagai cita-cita bersama mucul di Asia Tenggara yaitu ASEAN. Berdasar dari kesamaan tujuan bersama untuk  mempercepat pertumuhan ekonomi, kemajuan sosial dan pengembangan kebudayaan di Asia Tenggara, meningkatkan perdamaian, kerjasama bilateral, saling memberikan bantuan dan memelihara hubungan baik yang bermanfaat untuk organisasi regional dan internasional; maka dari itulah ASEAN ada dan bisa tumbuh berkembang juga berinovasi dalam menjalin mewujudkan tujuan bersama juga menjadi jembatan dan wadah bagi negara-negara yang tergabung di dalamnya untuk mewujudkan misi bersama hingga sekarang

~ Komunitas ASEAN 

Seiring dengan semakin banyaknya isu yang berkembang di kawasan Asia Tenggara dan dunia, pada saat KTT ASEAN ke-9 di Bali yang menghasilkan Bali Concord II , dideklarasikanlah ASEAN Community yang terdiri atas tiga pilar yaitu ASEAN Economic Community(AEC)/ Komunitas Ekonomi ASEAN, ASEAN Security Community(ASC) / Komunitas Politik Keamanan ASEAN, dan ASEAN Socio-Cultural Community(ASCC)/ Komunitas Sosial Budaya. Komunitas dari masing-masing pilar tersebut muncul karena tentunya di setiap negara memiliki concern dan kerisauan yang sama akan perekonomian, politik dan keamanan juga sosial budaya.

Perekonomian misalnya, dari segi peningkatan perekonomian antara Singapura dan Brunei Darussalam tidak bisa disamakan dengan peningkatan negara maju seperti Malaysia, Indonesia, Filipina dan Thailand juga berbeda pula dengan kondisi di Myanmar, Vietnam, Laos dan Kamboja. Dengan adanya Komunitas Ekonomi ASEAN ini diharapkan akan dikembangkan lagi posisi kesiapan antar negara dan juga saling memperat hubungan di sektor bisnis.

Hal yang sama untuk sektor politik dan keamanan. Banyaknya hal yang menjadi perhatian bersama seperti prinsip demokrasi, perlindungan HAM, tata kelola pemerintahan, memerangi korupsi, menjunjung hak anak dan perempuan dan segala bentuk illegal activity juga mendukung pengamanan untuk kejahatan di tiap negara dan lintas negara dan memerangi terorisme. Diharapkan dengan adanya Komunitas Politik Keamanan inilah menyamakan misi dan menjalankan ide yang sudah disepakati bersama dan disosialisakan, supaya masyarakat di semua negara paham dan menjunjung bersama semangat itu.

Pilar terakhir yaitu Komunitas Sosial Budaya. Banyak hal yang mendasari kenapa pilar ini ada, diantaranya adalah diperlukannya kerjasama bidang budaya antar negara dan kegiatan pembangunan sosial kemasyarakatan yang dapat meningkatkan kesadaran akan keberagaman budaya yang nantinya akan berdampak pada peningkatan sektor perekenomian. Perhatian terhadap hadirnya komunitas ini tidak hanya berhenti pada hal sosial dan budaya saja namun juga melingkupi bidang kepemudaan, perempuan, lingkungan hidup, teknologi, kepegawaian, pengentasan kemiskinan, penanggulangan bencana alam, kesehatan, ketenagakerjaan di negara itu atau antar negara di ASEAN. Itulah mengapa Komunitas ASEAN menempatan bidang sosial budaya sebagai dari pilar penting.

Dengan adanya ketiga pilar itulah yang akan saling mengikat dan memperkuat kerjasama antar negara di ASEAN dengan tetap menjaga iklim kompetitif dalam kerangka hubungan sosial yang damai. Dibentuknya ASEAN Community ini diharapkan adanya  peluang untuk peningkatan kerjasama di bidang politik, keamanan, perdamaian dan peningkatan kerjasama di segala bidang yang saling mendukung. Sehingga, ASEAN Community dapat dilaksanakan atas dasar interaksi seluruh masyarakat di negara anggota ASEAN (people centered) dan mempersiapkan masyarakat sejak dini untuk menghadapi dan meminimalkan dampak integrasi ini yang rencananya Komunitas ASEAN akan diimplementasikan pada tahun 2015. Persiapan dari sekarang dan keikutsertaan masyarakat  dalam menyongsong hadirnya Komunitas ASEAN 2015 diharapkan akan menjadi hal baru yang dinantikan oleh seluruh masyarakat di kawasan ASEAN. 

ASEAN ada di tangan kita. [kredit foto oleh Ritter WP]


~ Indonesia untuk Komunitas ASEAN 2015

Lantas bagaimana dengan Indonesia? Bagaimana persiapan dan kesiapannya? Jangan pernah bertanya apakah Indonesia siap, temukan jawabnya kedalam diri kalian sendiri, apakah  kalian sendiri sudah siap dan apakah kalian juga mau membantu berkontribusi langsung. Pertama kali aku mendengar Komunitas ASEAN 2015 yang terbesit di pikiranku adalah bagaimana cara kontribusinya ya? Dengan jangka waktu 2 tahun lagi Komunitas ASEAN di Indonesia khususnya  sudah harus mulai bergerak untuk memasyarakatkan Komunitas ASEAN 2015.

Saya setuju dengan pandangan tersebut dan ketika menilik website Komunitas Blogger ASEAN sangat gembira ketika langkah yang diambil adalah dengan melibatkan masyarakat untuk menuangkan segala pandangan tentang Komunitas ASEAN 2015 dalam bentuk tulisan dan membagikannya kedalam blog dan terbuka bagi siapa saja untuk bergabung kedalam Komunitas Blogger ASEAN tersebut. Komunitas Blogger disini sangat diperlukan untuk mengetahui sejauh mana penulis-penulis dan pengikut social media yang aware dengan keadaan juga update terbaru dari Komunitas ASEAN yang nantinya blogger inilah yang merupakan sebuah kumpulan adalah sumber untuk menyebarkan informasi.

Menurut Emmanuel Adler dan Michael Barnet ( Emmanuel Adler dan Michael Barnett dalam CPF. Luhulima, Masyarakat Asia Tenggara Menuju Komunitas ASEAN 2015,2008, P2P LIPI, Jakarta, hal 14-15) setidaknya komunitas memiliki tiga karakteristik. Pertama, para anggota komunitas berbagi identitas-identitas, nilai-nilai dan pengertian-pengertian. Kedua, mereka yang ada dalam komunitas memiliki hubungan langsung; interaksi yang terjadi bukan secara tidak langsung dan pada domain-domain khusus serta terisolasi melainkan melalui hubungan-hubungan tatap muka dan dalam berbagai keadaan atau tatacara. Ketiga,komunitas menunjukkan suatu resiprositas yang mengekspresikan derajat tertentu kepentingan jangka panjang dan mungkin bahkan bersifat altruisme (mementingkan orang lain); kepentingan jangka panjang didorong oleh pengetahuan dengan siapa seseorang berinteraksi, dan altruisme dapat dipahami sebagai suatu rasa kewajiban dan tanggungjawab (a sense of obligation and responsibility)

~ Let's Go

Menurutku akan ada 2 concern disini yaitu 1) memasyarakatkan Komunitas ASEAN 2015 dan Komunitas Blogger ASEAN; 2) adalah mempersiapkan masyarakat untuk siap berkontribusi

1. Memasyarakatkan Komunitas ASEAN 2015 dan Komunitas Blogger ASEAN

Untuk memulai interaksi seluruh masyarakat di negara anggota ASEAN (people centered) atau memasyarakatkannya, langkah awal yang ditempuh adalah mensosialisasikan ke berbabagi media dan platform social media. Langkah ini ditujukan agar masyarakat tahu dan mau tahu akan isu yang akan terjadi 2 tahun kedepan. Menantang komunitas blogger untuk merencanakan aksi di social media agar masyarakat juga melek terhadap Komunitas ASEAN 2015 ini

Langkah kedua adalah mengadakan seminar atau workshop sebagai langkah tatap muka dan juga rutin mengajak diskusi dengan narasumber dan praktisi untuk menyamakan ide, menjawab keraguan dan juga mendapatkan masukan dari masyarakat atau komunitas lain. Selain itu juga penting untuk berkolaborasi dengan komunitas lain untuk mendukung 3 pilar dari Komunitas ASEAN 2015. Hal ini akan menjadi jawaban bahwa dalam setiap komunitas harus ada interaksi langsung, baik dengan datang di tempat ataupun lewat media lain.

Hal ketiga yang tidak kalah menantang adalah menjadikan komunitas ini tersebar di seluruh di Indonesia sebagai sebuah chapter. Bukan hal yang tidak mungkin juga jika akan banyak blogger dari berbagai chapter di negara ASEAN, maupun di Indonesia itu sendiri yang nantinya terkumpul dan membawa isu dari masing-masing daerahnya. Sehingga dengan adanya even untuk “ketemuan” dimungkinkan para blogger bisa berbagi lewat diskusi interaktif yang tidak hanya membahas tentang apa yang terjadi di daerahnya atau di negaranya namun juga menemukan solusi yang bisa dijalankan di daerahnya secara mandiri bersama komunitasnya.

Dengan begini, kesepahaman tentang Komunitas ASEAN 2015 dan Komunitas Blogger ASEAN bisa sama, selain itu apabila kegiatan ini dijalankan secara teratur sesuai dengan timeline yang ada, maka ide dan semangat awal membentuk komunitas ini bukan hanya milik para pendiri dan penggagas ASEAN Community atau milik dari panitia saja, namun akan menjadi ide kita bersama. 
It is wise to persuade people to do things and make them think it was their own idea ~Nelson Mandela
2. Mempersiapkan masyarakat untuk siap berkontribusi


Dengan berkembangnya teknologi dan berbagai macam aksi, salah satu langkah Komunitas Blogger ASEAN mempersiapkan masyarakat untuk dari yang tidak tahu menjadi tahu tentang Komunitas ASEAN 2015 masih membutuhkan banyak dukungan lagi. Di Indonesia aku melihat dengan berbagai bentuk komunitas yang berkembang dan menghasilkan impact baik untuk masyarakat sekitar semakin banyak. Dengan begitu aku juga yakin menyiapkan masyarakat untuk tidak hanya siap menyambut Komunitas ASEAN 2015 namun juga aktif dalam mendukung program ketiga komunitas tersebut tidak terlalu sulit. Yang dibutuhkan hanyalah kepercayaan terhadap ide dan juga kejelian untuk merangkul tangan-tangan lain, bersama-sama mewujudkan iklim kerjasama yang harmonis dan untuk Indonesia dan untuk ASEAN tentunya. Aku yakin, masyarakat Indonesia sekarang memasuki era belajar dan mencoba. Mereka banyak belajar terhadap isu-isu baru sehingga sangat peka terhadap perubahan. Dari itu banyak dari mereka yang berhasil dan banyak juga yang gagal. Kontribusi itu ada jika mereka percaya dan mau bertindak dan mencoba, jika gagal mereka akan belajar. Yakin.

So, Lets Go! Saatnya berani bermimpi.

We dare to dream we care to share.
Together for ASEAN
We dare to dream,
We can to share for it's the way of ASEAN ~ ASEAN Anthem lyrics

Raise our flag high, sky high
Embrace the pride in our heart
ASEAN we are bonded as one
Look-in out-ward to the world.
For peace, our goal from the very start
And prosperity to last….. (The ASEAN Anthem)


~ Furi