Monday, November 26, 2012

Berinvestasi Buku


Kemarin hari Minggu saya berjanji pada diri sendiri untuk seharin istirahat di kos. Namun apa daya sahabatku, Arum menawarkan sesuatu yang menggiurkan. ‘Fur, ayo ke book fair di istora, besok terakhir.’ Tidaaaak! Aku tentu ngga bisa menolak tawaran ini. Amat disayangkan kesempatan ini disia siakan begitu saja. Berangkatlah aku dengan semangat dan tentunya melihat rogohan uang dan awing-awang financial plan bulan ini :D karena apaa? Karena aku udah beli buku sebelumnya di Times, To Kill a Mockinghird dan Dance First Think Later. Dua buku ini juga hanya satu yang sudah kelar dibaca, yang satu lagi masih separuh. Jadi aku berniat untuk sampai akhir bulan ini saja aku akan beli sekitar 2 atau 3 buku saja (yang akhirnya bisa sampe pangkat kubiknya :D)

Aku tidak suka kerumunan sebenarnya, namun kemarin siang itu lain. Banyak kerumunan yang sangat sesak ditambah aroma buku yang ada di mana-mana. Stand pertama yang aku datangi saja sudah banyak buku yang main mata kepadaku minta untuk dibeli. Setelah akhirnya ketemu dengan Arum dengan binaran senyuman karena dia bilang dia bingung, aku memutuskan untuk membeli buku The Geography of Bliss, karena setiap ke toko buku selalu tertahan membelinya karena ada stok buku yang harus aku selesaikan dulu. Sungguh tidak ada yang bisa mengalahkan ketika awut awutannya buku dibubuhi tulisan diskon 30%. Sungguh sangat menyenangkan ketika harga yang biasaya kulihat 76 ribu hanya jadi 54 ribu gitu? Hahahah, puas! 

Masih ingat tulisanku ‘Candu akan Buku’? Ya, tepat! Tetiba seluruh list buku yang ingin kubaca muncul begitu saja, dari tereliye, epicentrum 23, kompas daaaan semuanya seakan-akan meletup begitu saja. Mikir-loading pingin semuanya aku beli. Sampai Arum pun bilang, ‘Sepertinya aku akan bisnis buku, Fur.’ Lantas aku sms partner utamaku yaitu bapak, kalau aku ingin beli buku. Beliau bilang, ‘Buku apa? Bapak boleh titip?’ YESSSS!!! Akhirnya. Pencarianku tak berhenti dari situ. Ketika sampai di stand Republika, aku bertemu dengan buku sang idola, dan kalaplah saya! Ya benar-benar kalap. Tapi, dengan 4 buku aku hanya menghabiskan 140 ribu saja :D yang kalau aku itung biasanya hampir 200 ribuan gitu. Doaku ketika beli buku, ‘Semoga Allah mengganti uang investasi ini dengan yang lebih baik :D’ 

Jika aku bisa meminta adakah yang bisa menjawab dari mana asalnya diskon? Dari mana asalnya ‘sale’? itu benar benar nikmat yang menyiksa sebenarnya. Hahahha, kenapa? Dari Republika aku sampai di stand LIMMA yaitu distributor segala kamus OXFORD. Dan aku salah satu penggemar dari OXFORD. Dan dia menawarkan harga yang bikin aku ileran terus. Salah satu kamus yang aku inginkan dari dulu yang di bandrol di gramedia terakhir aku lihat harganya 200 sekian gitu. Daaaan sekarang hanya 100 ribu aja. Ngookk! Gimana aku ngga beli coba??? Beli lah (lagi)

Oke, kalian jangan hitung berapa pengeluaranku yaa, hanya fokus saja pada buku-buku yang aku beli saja. Setidaknya aku berinvestasi buku hingga tahun depan untuk menamatkan bacaanku dulu :D Sebenarnya banyak yang aku ingin beli lagi, tapi harus aku tahan karena ngga mungkin semuanya aku beli kan? Jadi cukuplah ku tahan sesaknya. Semoga ada rezeki lagi. Stand terakhir adalah stand kompas. Aku pecinta kompas korannya dan buku terbitan untuk kumpulan cerpennya. Dua hal yang aku suka dari koran kompas adalah Sudoku nya dan cerpennya. Untuk berita menurutku adalah urutan kesekian yang kubaca setelah 2 rubrik itu selesai :D

Aku membeli kumpulan cerpen kompas. Dengan harga 100 ribu. Mahal? Tidak lah. Dengan 100 ribu aku mendapatkan 5 bukunya. Yay!

Aku sempat bertanya pada Arum, ‘Rum, kalau di mall kan banyak setan di sekitaran perempuan yaa? Nah kalau di toko buku gini, setan masih ada ngga Um? Setan suka baca buku juga ngga sih?’ Pikiran liar itu muncul ketika aku sudah tak kuasa membawa buku-buku ini. Bahkan aku sama Arum sempat terpisah masing dan sekembalinya Arum sudah siap seperti emak-emak yang bawa buku banyak untuk anak-anaknya. Sedangkan aku kaya emak rempong yang kesakitan punggung. Tapi jujur, aku ngga capek. Cuma senang aja, ada kerjaan baca buku abis ini :D

Banyak istighfar deh abis keluar dari Book Fair kemarin. Hahaha. Akhirnya kami kelaparan juga, dan memutuskan untuk segera pulang dari tempat kenikmatan ini. Bagiku berinvestasi lewat buku itu menyenangkan. Contoh saja kenikmatannya adalah ketika saya beli The Geography of bliss ada orang disamping saya tiba-tiba ngerocos, ‘Beli aja Mbak, itu ceritanya bagus. Saya jadi tahu ketika bla..bla..blaa’ atau seperti ketika saya melihat buku,’Pudarnya Pesona Cleopatra’ yang kubaca waktu awal kuliah dulu, langsung ku rekomendasikan ke Arum untuk membelinya, karena menurutku itu pantas dia baca.Dan itu sangat menyenangkan, ketika aku sudah pernah membaca dan mengajak orang lain untuk mau membaca juga.

Bukan dagangan, tapi hasil buruan

Jika aku senang investasi buku dan uang :D lantas kalian suka investasi apa?
Salam Senin semangat yaaa

Furi

Monday, November 19, 2012

Sebuah Pesan untuk Menyampaikan Pesan


Suatu hari ada seseorang yang menasehati saya, ’Memandang sukses atau tidak, bahagia atau tidak bahagia atau juga sejahtera dengan tidak sejahtera itu membutuhkan kejelian untuk melihat dari berbagai macam sisi. Jika kamu sedang bermain dalam permainan kartu, pilihan mana yang paling kamu anggap puas dan peluang mana yang mendekati menang, apakah ketika kamu mendapat kartu As,atau teman kamu yang mendapat joker, atau ketika kamu mengambil kartu yang ternyata angkanya kecil?’

Saat itu saya hanya terdiam dan dengan segenap hati saya memberanikan diri untuk menjawab,

‘Semuanya bisa. Bergantung permainan apa yang sedang saya mainkan dan strategi apa yang akan saya gunakan’
Right answer. Jawabannya depend on. Senang atau tidak. Menang atau kalah bergantung dari mana kamu memandangnya dan bagaimana kamu melakukannya.’

Begitu pula saya memandang kesuksesan dalam hidup saya. Sukses itu ketika saya bisa menjadi berguna bagi orang lain. Saat kecil saya bercita-cita ingin jadi pemadam kebakaran. Tidak lama kemudian beralih menjadi arsitektur, setelahnya ingin jadi petugas PLN, dan seterusnya berganti terus, depend on kejadian yang menginspirasi saya saat itu. Jika sekarang ditanya ingin menjadi apa? Jelas sangat depend on juga. Namun keinginan terbesar saya adalah ingin membangun perusahaan telekomunikasi dan membangun rumah belajar dengan perpustakaan yang besar, kelas yang menyenangkan, sehingga anak Indonesia dimanapun itu bisa berinteraksi dengan teman-temannya di Indonesia dan dunia dengan berbagi kegiatan dan cerita mereka.

Dalam sebuah percakapan pula saya mengutarakan tentang mimpi saya diatas dan beliau mengatakan sesuatu yang membuatku untuk run one more mile to reach it, “Furi, to do everything you must have plan. Oh ya, not only plan but many plans and of course backup plans too. But to do your plans you must do it with action. Not only action, but hard-work-action. Projected what is next for your future. But remember! It won’t go anywhere without your action

Mimpi dan cita-cita itu muncul ketika saya terdampar di suatu pulau di ujung utara negeri ini dimana banyak-banyak mimpi mimpi berkeliaran namun susah menyatukannya dalam satu wadah. Indonesia itu indah dengan segala kekayaan dan kekurangannya. Bagaimana bisa pulau yang seindah ini dengan anak-anak kecilnya yang sebenarnya cerdas namun tidak tahu kalau mereka hidup di Indonesia? Bagaimana bisa mereka tak mengenal teman-temannya di luar pulaunya yang sebenarnya adalah saudara se-Indonesia nya juga? Dan akhirnya, bagaimana bisa sebagian orang-orang disini yang banyak teknologi maju dengan informasi dan buku yang ada dimana-mana namun tidak tahu bahwa ada bagian dari wilayah Indonesia yang bernama Sangihe itu?

Jika kita cukup kaya dengan Indonesia, namun mengapa mimpimu hanya cukup memenuhi dirimu sendiri? Dua tahun yang lalu ketika saya menjadi mahasiswa akhir di kampus ini, jujur saja saya tidak tahu akan kemana saya akan melangkah setelahnya. Setelah mencoba untuk bekerja di salah satu perusahaan swasta telekoumikasi, saya yang cukup bangga dengan gelar Sarjana Sains Terapan mencoba peruntungan lain untuk apply beasiswa master ke luar negeri yang hampir kesekian kalinya gagal walaupun akhirnya ada satu yang mau menerima saya. 

Ketika saya waktu itu berada di puncak kepuasan untuk meneruskan keinginan saya mencari ilmu lagi, ada seseorang yang saya kagumi hadir dengan penawaran yang membuat saya untuk berpikir berkali-kali apakah saya bisa melakukannya. “Saya yakin kamu akan survive ketika kamu tinggal di Singapura atau di Eropa atau di Jepang sana, tapi saya menantang kamu, apakah kamu bisa survive mempertahankan mimpimu untuk bisa mengajar di daerah pelosok di negerimu sendiri dengan segala yang kamu punya dan perbedaan kondisi yang ada di sana?”

Jawaban saya saat itu, “I bet you, I can do it

Lagi-lagi, pandanglah sukses dari berbagai sisi. Setahun saya bersama keluarga, murid, masyarakat yang sangat madani sungguh menyenangkan. Mengajar disini bukan hanya menerangkan kepada murid untuk yang tidak bisa jadi bisa, mengajari kepada masyarakat untuk yang tidak tahu menjadi tahu, namun lebih kepada resilience dan endurance saya pribadi untuk tetap bisa survive dengan tetap menjaga diri selalu konsisten dengan pilihan yang sudah saya ambil. Belajar memimpin diri sendiri dan juga belajar menjadi bagian yang dipimpin. Dari sinilah mimpi saya tadi muncul. 

Dan dari sini juga saya tahu, bukan DEGREE saja yang dibutuhkan untuk bisa survive dalam hidup. No matter what is your degree either master, bachelor, or like me bachelor applied, I realize that the most important thing is how big your endurance and hard work to try and try more after thousand times you failed and stand up to learn then start to action again. 

Buat teman-teman sekarang, sadarilah sesuatu bahwasannya kamu akan terpandang, jika kamu berhasil ‘melakukan sesuatu.’ Saya sempat menyesal saat seusia ini, mengapa dulu saya tak menorehkan banyak prestasi yang sebenarnya saya bisa lakukan. Mengapa saya dulu tak melakukan inovasi yang sebenarnya itu sangat penting sekarang, mengapa tak berusaha merampok sebanyak banyak ilmu dosen yang sebenarnya amat berhaga. Kalian tahu, saingan kalian yang lebih pintar dan hebat juga lebih kerja keras dari kalian sangat amat banyak! Jika kalian tidak bisa menemukan KEUNIKAN dalam diri kalian, amunisi apa yang kalian siapkan untuk bersaing dengan mereka, maka kalian akan sangat mudah tersingkir dari seleksi alam ini. Mumpung, kalian masih belajar, belajarlah yang benar. Fokuskan apa yang menjadi cita-cita kalian setelah lulus. Jangan malu bertanya ke dosen, minta pertimbangan ke beliau, kalau bisa sampai beliau bosan melayani kalian. Jika kalian puas dengan apa yang kalian lakukan sekarang, berkacalah apakah kepuasan ini dinikmati untukmu? Atau orang lain juga?
Semangat jangan pernah puas ya teman. Jangan sombong dan jangan terlalu tinggi hati. Percayalah sejatinya mimpi itu muncul dari lingkungan kalian.

Salam dari ibukota untuk kalian yang seharusnya lebih luar biasa.

Furi

Sunday, November 18, 2012

Andai Aku Menjadi Ketua KPK


Andai Aku Menjadi Ketua KP
 
Andai saya menjadi ketua KPK di usia 24 tahun, tentunya saya akan menjadi Ketua KPK termuda dalam sejarah tanah air. Terlihat keren, namun saya yakin banyak amanah dan tugas yang harus saya emban dalam memberantas korupsi. Banyak pihak yang membenci saya dan meragukan kinerja saya. Saya yakin itu. Anak yang masih seusia jagung muda menjadi pemimpin? Pasti banyak yang meragukan kerja saya dalam menjalankan tugas negara yang luar biasa dalam pemberantasan korupsi yang sudah mengakar dan beranak pinak kemana-mana. 

Namun saya yakin banyak tangan baik yang akan membantu saya untuk menjalankan tugas ini. Jika benar PEMIMPIN adalah kombinasi dari PEMIMPI + N maka sebagai Ketua KPK saya akan menambah banyak variable N agar saya bisa mengabdikan diri untuk memberantas virus dan antek-antek korupsi di tanah air. Apa saja variable N  itu? N untuk Nyali + Niat + Norma + Nurut + Nasionalisme.

Sebagai ketua KPK saya mempunyai visi ‘Bersama-sama berperang melawan korupsi demi Indonesia yang normal’. Selama menjabat sebagai ketua KPK saya akan memfokuskan lingkup kerja saya terhadap 3 hal yaitu penyelesaian kasus korupsi di seluruh Indonesia, tindak tegas bagi para koruptor dan tangan-tangannya yang membantu, dan memaksimalkan pendidikan Cinta Tanah Air dan Praktik pendidikan anti Korupsi. Tentunya dalam hal ini saya akan membutuhkan partner dan kepercayaan dari pihak-pihak lain untuk membantu mensinergikan misi bersama. Apa yang mengilhami saya memilih ketiganya?

-        Penyelesaian kasus korupsi di Indonesia
Dengan banyaknya kasus korupsi di tanah air, sangat jelas KPK didirikan dengan tujuan untuk memberantasnya. Namun, untuk benar-benar memberantas dalam masa bakti saya, membutuhkan konsistensi dan kerja sama antar bidang juga kerja sama dengan pihak-pihak terkait. Layaknya jamur di musim hujan, kasus korupsi di Indonesia jika satu selesai maka akan timbul di tempat yang lain.
Indonesia disini adalah jamak. Dalam artian bukan kasus inti saja yang di Jakarta yang harus di selesaikan, namun berbagai praktik korupsi di seluruh jajaran gugus kepulauan Indonesia yang perlu diberantas. Tugas KPK akan semakin berat, namun saya yakin KPK akan melakukan yang terbaik

-          Tindakan tegas terhadap kasus korupsi di Indonesia
Tindakan tegas untuk para koruptor selain menyita dan memenjarakan mereka sepertinya kurang memberikan efek jera. Dipermalukan pun sepertinya mereka juga tak punya malu. Disembunyikan di balik jeruji sepertinya semakin mengenakkan mereka. Setelah praktik tipu muslihat merugikan negara, sekarang mereka menikmati hukuman 10 tahun tanpa diberikan tugas untuk mengembalikan uang negara? Kok enak ya para koruptor? Apa dihukum mati saja? Ah, tidak mungkin. Bukan tugas saya untuk mencabut nyawa. Biar malaikat saja yang mencabutnya. KPK harus memiliki strategi khusus untuk melakukannya

-          Pendidikan Cinta Tanah Air dan Pendidikan Anti Korupsi
Anak adalah generasi bangsa. Jika mereka tidak dikenalkan untuk selalu cinta tanah airnya maka yang ada mereka akan hanyut dengan isu-isu yang banyak mereka acuhkan tanpa ada tindakan langsung. Bagaimana dengan pendidikan anti korupsi? Praktiknya saja masih susah diterapkan sekarang. Mungkin sistemnya bukan pada pelajaran atau membuat kurikulum,namun dibuat secara tematik. Tematik dengan pelajaran yang diajarkan di sekolah. Atau perlu dibuatkan pelajaran sejarah korupsi di Indonesia? Saya yakin banyak penerus saya yang merinding melihat ceritanya. Menyadarkan mereka akan kerugian negara karena kelakuan mereka. KPK akan bekerja dengan Kemendikbud untuk menyusun strategi dan evaluasi terhadap jalannya pendidikan pemberantasan korupsi ini.

Dengan fokus yang akan saya lakukan diatas maka, langkah awal yang akan saya lakukan adalah pembentukan tim. Saya membutuhkan Penasihat, Tim Anti Korupsi, Tim Tindak Tegas Pemberantasan Korupsi, Tim Pendidikan Anti korupsi, Tim Kampanye anti korupsi. 

Sebagai anak muda yang menjadi ketua KPK, masukan dan saran sangat penting untuk membantu bagi pikiran terhadap tindakan yang akan diambil. Orang-orang yang mengerti, tegas sinergi dan peduli dengan isu-isu anti korupsi di Indonesia. Orang yang mau turun tangan langsung, niat, bernyali dan berjiwa nasionalis yang bertempur bersama mengibarkan bendera Anti Korupsi di Indonesia.

Penasihat adalah berisi orang-orang yang semasa hidupnya masih ingin berkontribusi aktif untuk pemberantasan korupsi di Indonesia. Orang yang bisa dimintakan masukan untuk mengarahkan.
Tim Anti Korupsi akan tersebar di seluruh Indonesia yang akan mengurusi segala macam kasus di tanah air dari yang terkecil sampai yang terbesar. Tidak perlu kasusnya berkembang menjadi besar dulu untuk bisa diurus ke kantor pusat Jakarta, keberhasilan masing-masing tim di penempatan di seluruh Indonesia akan menjadi monitor evaluasi dalam pemberantasan kasus korupsi.

Tim Tindak Tegas Pembarantasan Korupsi juga akan disebar di Indonesia. Mereka akan membuat kesepakatan untuk menindak tegas para tikus koruptor yang melahap uang negara dan menelannya bulat-bulat. Tim ini selain berusaha untuk memuntahkan uang dan hasil korupsinya, mereka akan memberikan sanksi untuk memberdayakan mereka untuk bisa mengembalikan uang negara dengan tidak dalam uang segar ganti rugi, namun lebih pada upaya mereka untuk membantu negara untuk menghasilkan uang. Seperti di film Catch me if you can, di sana Leonardo De Caprio telah lama memalsukan identitasnya tanpa diketahui oleh pihak yang berwajib, namun akhirnya setelah dia tertangkap, bukan hanya dia dihukum namun diberdayakan untuk menjadi ahli dalam bidang pemalsuan uang. Begitu pula untuk kasus koruptor, jelas tim ini akan memberdayakan mereka untuk mau mengganti rugi kepada negara dengan cara yang hampir sama, selain kewajiban mereka untuk memenuhi putusan sidang. 

Tim Pendidikan Anti Korupsi akan bersinergi dengan banyak pihak untuk lebih mengutamakan Bagaimana caranya Anak bangsa tak ikut menjadi tanggungan atau ikutan dalam praktik korupsi. Bukan hanya mengenalkan KPK dan apa tugasnya melainkan lebih pada sebenarnya negeri ini tak butuh KPK, karena  nanti semua anak Indonesia berhati KPK, alias berhati anti korupsi.

Tim Kampanye Anti Korupsi. Kenapa harus kampanye? Karena manusia banyak lupa dan harus sering-sering diingatkan. Memaksimalkan situs, portal, forum, social media, menularkan semangat dan gerakan baru yang serupa dengan KPK di daerah masing-masing, menginisiasi dan menginspirasi segelintir atau banyak golongan dan pemuda untuk bersama-sama membasmi korupsi dengan cara minimal dengan mengkampanyekannya.

Saya sebagai ketua KPK, akan selalu menjaga kesehatan saya supaya tetap aktif, dinamis dan waras dalam menjalankan tugas yang saya emban. Saya tahu ini tak akan mudah, ini bukan perkara membolak balikkan tangan, bukan pula hal yang akan cepat habis diterpa angina, namun saya yakin dengan modal variable N diatas, saya dan rekan-rekan serta kepercayaan rakyat Indonesia untuk memilih saya menjadi ketua KPK, bersama tim kami akan berusaha untuk mewujudkan negara Indonesia yang Normal, bebas dari praktik korupsi.

Salam,

Ketua KPK
Furiyani Nur Amalia

Tuesday, November 13, 2012

日本 Will You be My Next Destination? (Aminnn)

Sedikit mundur dari life plan saya untuk mengunjungi negara tersebut. Pingin sekali belajar disana, berinteraksi mempelajari kehidupan budayanya dan keinginan untuk mengajar selama disana kelak.

I really adore with this country, so if there something that smell like 日本 freak, I will so impress with it.

hope will be there someday, soon! :D

Orrrrr this one pict
Kyoto! The city that I really wanna visit

Selain belajar, aku juga ingin sharing tentang Indonesia kepada mereka yang ada di sana. Maka dari itu salah satu tujuanku ketika aku sampai disana tidak hanya ingin belajar namun ingin juga mengajar. Dan yang di bawah ini adalah salah satu kampus impian disana nanti :D

京都大学 Hope so!! :)


Mari berusaha!! Yuk Belajar giat lagi!! Hap!

Salam Selasa Ceria :D


Monday, November 12, 2012

Saya (Pernah) Jadi Guru


Saya adalah manusia yang meyakini bahwasanya semua guru adalah pahlawan. Dan saya juga mengagumi sosok seorang guru bagaimana pun bentuknya. Entah dia berbentuk guru yang selalu mengajar di kelas atau seseorang yang rela mengajari sesuatu yang awalnya sangat tabu dan bahkan tidak mengerti menjadi tahu dan bisa, atau juga sosok yang hanya bisa memberikanku contoh bagaiamana aku harus bertindak lebih baik dan tahu apa yang hendak kulakukan. Namun, sebenarnya saya benar-benar mengklasifikasikan ‘guru’ menjadi pilihan profesi terakhir dalam hidup. Tahu kenapa? Karena sepertinya pekerjaannya hanya itu-itu saja dan saya hanya melihat esensinya hanya membuat anak didiknya menjadi bisa saja. Sampai akhirnya saya menemukan pengalaman, yang entah mengapa saya ingin coba menjadi guru.

Perjalanan guru adalah pahwalanku berawal dari sini. Sebenarnya dalam darah saya sudah ada keturunan menjadi guru, karena orang tua saya adalah seorang guru, kakek juga guru, bibi dan paman juga seorang guru. Tetapi itulah sebenarnya yang membuat saya enggan menjadi guru. Melihat ibu saya yang harus mengajar di kelas 1 sekolah dasar, pagi menyebarangkan muridnya karena letak sekolahnya di pinggir jalan provinsi takut ada celaka terhadap muridnya, belum lagi kalau sore ibu harus memberi les privat bagi murid atau tetangga yang belum bisa membaca menulis ataupun menghitung. Masih ingat betul, ibuku selalu meminta pertolonganku untuk membantu muridnya bisa menggaris tepi 3 kotak dari pinggir untuk memulai menulis. Karena banyaknya murid, saya juga kadang harus melihat sejauh mana murid ibuku ini menulis dan mencoba mengejanya. Hampir setiap hari seperti itu. Hingga masih terperi di ingatanku, guru itu adalah sebuah pekerjaan yang berat. Dan dalam hatiku, cukuplah ibuku saja yang menjadi guru, saya akan lebih baik dari beliau dari segi profesi. Keyakinan kedua untuk meninggalkan profesi guru adalah ketika bapak saya yang guru SMP harus berangkat jam 6 pagi demi memberikan contoh dan menegur muridnya yang terlambat, atau sekedar berbincang-bincang dengan pegawai kebersihan di sekolah. Sorenya, harus membimbing ekstrakurikuler di sekolah yang kulihat beliau harus berpikir keras apa kira-kira materi yang harus disiapkan supaya anak didiknya semangat datang ke sekolah.

Dalam seminggu, jika ada paman dan bibi berkumpul di rumah yang dibahas adalah bagaimana muridnya, tentang kesulitan menghadapi muridnya, prestasi yang diperoleh setelah ikut lomba ini itu atau nilai ujian yang dibagikan. Ibuku yang paling rajin membuat ‘lesson plan’ harus berbagi dengan saudara-saudaranya untuk bisa dimintakan masukan. Pemandangan ini sudah kurasakan sejak aku masih kecil hingga sebesar ini dan cukup meyakinku, “Oke, I will be teacher of teacher, at least not teacher in elementary, junior or senior school.” Saat itu saja.   

Hingga dua tahun kemarin. Guru mengantarkanku menjadi seorang engineer. Saya bisa membuat orang tua dan guru-guru saya bangga, tapi tetap saya tak ingin menjadi guru :D Kali ini diperparah dengan isu-isu pendidikan yang benar-benar menurut saya sangat memusingkan. Belum lagi segala fasilitas atau kualitas guru yang belum ditingkatkan lebih baik dan pula manner tingkah laku anak didik tidak sangat tidak sebanding dengan perkembangan zaman, evaluasi pendidikan di banyak sisi yang menjadi katalisator kemajuan pendidikan di Indonesia belum maksimal, kesetaraan dan kesejahteraan untuk murid-murid yang ada di pelosok ataupun di kota yang masih belum tertata rapi. Jika dianalisa dan dijadikan riset mengenai isu pendidikan saya rasa akan bisa mengalahkan episode sinetron Tersanjung atau bisa dibuat buku sampai berapa jilid. Kalaupun jika harus dianalisa mana sumber dan akhirnya akan menjadi algoritma rumit ujungnya pun menjadi algoritma ‘ayam dan telur siapa dulu yang lahir.’ Sesi perjalanan Guru adalah Pahlawanku berakhir dua tahun kemarin. Saya meyakini guru adalah dewa yang bentuknya manusia. Sudah cukup itu saja. Biar saya jadi engineer saja.

Tapi tahukah kalian, sang Produser yang Maha Hebat, bisa berhasil membauat episode apik dalam hidupku, sehingga cerita Guru adalah Pahlawanku kembali hadir dalam kehidupanku. Kali ini artisnya adalah diriku. Ya, serius. Saya jadi guru. Jadi guru hanya setahun, mengajar SD dan SMP di tanah yang mungkin orang lain tak mengenalnya. Ada apa denganmu Nak? Kesambet? Atau karma atas omonganmu sendiri? Atau takdir? Mungkin, Sang Produser Hidup kuingin membuktikan riset yang pernah aku niatkan kenapa ‘guru adalah pahlawanku’

Lagi, tahukah kalian being teacher is not simply as my thought. Pagi saya harus bangun benar-benar pagi, yang akan kuhadapi adalah anak manusia, bukan layar komputer atau peralatan engineer yang biasa rutin kulakukan. Saya harus memikirkan apa yang akan saya ajarkan kepada muridku, menuangkan dan menjadwalkannya pada istilah yang disebut RPP dan ada lagi silabus. Gampang? Belum selesai. Ternyata kemampuan murid-muridku tak bisa disamaratakan seperti mesin yang harus dikalibrasi dulu sebelum dinyalakan atau dipakai. Satu anak sangat menonjol dalam berhitung tapi dia kesulitan mengeja,membaca dan menulis huruf. Ada lagi yang sudah sangat lancar membaca namun kesulitan menghiung. Ada juga bisa membaca namun setelah satu paragraf dibaca, dia tak tahu akan maknanya. Bagaimana bisa saya menangani berbagai manusia yang berbeda kemampuan, namun saya harus bertanggung jawab agar mereka bisa. Rencana pembelajaran dirubah lagi, dibumbui strategi supaya mereka cepat tanggap terhadap apa yang diperintahkan.

Bekerjalah dengan hati, maka kelak kau akan mengerti mengapa mereka terlahir di dunia ini
Salah satu pesan yang terpatri kuat sampai sekarang. Ternyata mengajar dengan pintar dan bijaksana ini tak cukup. Benar, seorang guru bukan hanya profesi, namun mereka yang mampu bekerja dengan hati. Mencoba mendalami apa yang mereka rasa tak bisa, mengikuti bagaimana mereka belajar dan kehidupan mereka, membuat saya mengerti dengan segala fasilitas yang apa adanya, dengan satu buku tulis untuk semua mata pelajaran , karet penghapus alami yaitu ludah mereka, juga buka yang masih saja dari kurikulum 1994. Bekerja dengan hati dan meyakini bahwasannya tidak ada anak yang terlahir bodoh, saya mencoba menerapkan apa yang dipetuahkan.

Mengadakan les privat di sore hari, walaupun rumah mereka benar-benar tersebar di seluruh bukit di pulau itu. Mengumpulkan niat dan tekad, memberikan mereka semangat, memberi apresiasi bagi mereka yang mau bekerja keras, dan menghargai setiap jerih letih mereka untuk mau belajar, itu memang benar-benar tak ternilai harganya. Belum lagi harus berangkat di tengah hujan, dengan kelas yang bocor banjir dimana-mana, namun murid yang rumahnya jauh masih mau berangkat ke sekolah.Saya mencoba merefleksikan bagaimana perasaan ibu saya yang sore itu juga memberi les privat kepada anak didiknya dan juga tahu mengapa senyum ibuku selalu ada di pagi hari walaupaun beliau harus menyeberangkan muridnya. Sebenarnya, karena beliau ingin memberi contoh. Ya kan?

Tahukah kalian, kepuasan utama saat saya menjadi guru adalah ketika muridku bisa menyelesaikan tugasnya dengan benar dan satu lagi ketika mereka bisa mengucapkan, ‘ibu, maaf ya’ atau ‘teman, terima kasih’ atau ini juga,’ibu, kapan kita belajar lagi?’ Aih,itu benar-benar tak ternilai.
Saya yakin tiap guru tak sadar bahwasannya dirinya diciptakan untuk jadi pahlawan. Namun, seperti keyakinanku sebelumnya, guru bisa dalam wujud apapun asal dia memberikan separuh hatinya untuk diajaknya bekerja. Menurutku guru itu bisa disebut pahlawan, karena didalamnya sudah tertanam rasa kepemimpinan, hasrat untuk mendidik, menciptakan para pemimpin baru dengan memberi anak didiknya semangat dan dukungan.

Cobalah buat lesson plan, terapkan ke muridmu dalam sehari, lalu evaluasi lah. Bertemulah dengan mereka keesokannya, perhatikan sorot matanya, apakah mereka masih mau mendengarkanmu? Apakah kalian patut di dengar? Kalau tidak ada yang salah dalam diri kalian, dan mestinya kalian ingin memperbaikinya bukan? Dan dari situlah, sebenarnya menjadi guru itu adalah menjadi murid dari kehidupan kalian.
Jadi analisaku, jika guru adalah pahlawan maka itu adalah hasil dari pengalaman menjadi (pemimpin + murid) yang berulang. Dan saya yakin beliau, para guru-guru disana akan selalu belajar dari murid-muridnya sepanjang hidupnya. 

~Tulisan ini kuajukan untuk apresiasi yang mendalam bagi para guru yang pernah membimbingku~



Video Iseng

Lagi iseng membunuh kebosanan di tengah kerja yang nyantai juga sih :D
Ada beberapa teman yang sengaja share video..
jadi alangkah baiknya jika ku share aja video ini :D

Hope you interest with this video


Dan satu lagi video yang lucu banget.See the last part :D


enjoooyy! have nice Monday everyone :D

Saturday, November 10, 2012

Ganti Nama = Ganti Peruntungan

Selamat Pagi semua halo.. halo!

Apa kabarnya kalian disana? Beberapa hari dan minggu ini aku ingin sekali menulis. Tapi sayang karena niatan yang tidak konsisten pula, yaa rencana hanya rencana. Ditambah lagi penyakit menahunku (baca : flu+batuk) kembali menyerang di tengah-tengah padatnya aktifitas dan perubahan cuaca ditambah pula ketidak disiplinanku terhadap tubuhku. Jadinya, ya sempat bedrest dan kemana-mana menenteng Nelco Special, Paseo, Vicks Inheller dan Vicks Vaporub :D. Aku berharap semoga kalian selalu baik-baik saja. Pasti ada hikmah mengapa sakit itu menyerang. Dan mungkin bagiku ketika sakit, aku bisa nulis blog. Atau sakit ini timbul gara-gara aku ganti nama dan lupa kasih tasyakuran? Forget it, just silly think :D

Beberapa hari atau entah bulan yang lalu, aku banyak sekali gregetan karena banyak orang yang tidak bisa spelling namaku dengan benar. Yah, apapun itu ejaannya aku merasa rada wasting time aja kalau harus menerangkan ke mereka berkali-kali. Jadinya cukup kusimpan dalam hati saja. Lalu beberapa saat kemdian datanglah sesorang yang sangat mengkritik naman 'professional' yang menurutnya nama terlalu panjang itu juga jatuhnya 'unprofessional', dan ketika ku pikir pikir juga sepertinya aku yang membiasakan para pengenal dan pembacaku kesulitan spelling namaku dengan id 'fhyuryi'

Hahaha, tahukah kalian ID 'fhyuryi' ini datang dari jamanku masih SD. Dalam notabene dulu jaman banget nama keren, gaul untuk mengganti ganti namanya. Dulu ada kakak kelasku di SD namany Dina, lalu di buku yang aku pinjam, dia menuliskan namanya 'Dee-Nah'. Dasarnya bocah SD polos ya, jadi aku ngasal mikir berat banget untuk berupaya menggaulkan namaku. Terbesit aja barusan, ternyata budaya alay sebenernya sudah ada sejak jaman nenek moyang yaa.. akhirya, dulu awalnya namaku cuma 'Fhuryi', sebelum berevolusi nama ini cukup ngetren di kalangan teman-temanku SD, sampai SMP. Dan ketika aku SMP, kembali ada kakak kelasku yang kembali yaa merasuki pikiranku, namanya Tika. Dia menuliskan namanya di buku pelajarannya, 'Tea-Cha'. Dan lucunya aku juga ingin menambahkan akun kerena di belakang nama gaulku tadi. Jadinya 'fhyuryi_smile' DONT ASK me why I used that id :D. Aku mikirnya keren aja. Karena itu aku menggunakan id ini untuk ID salah satu emailku. And its still exist till now :)

Time by time, day by day. Ternyata banyak orang yang mengeluh akunku ini payah :) Selain susah untuk diingat, dia juga susah untuk di ketik. So, beberapa hari yang lalu aku memutuskan untuk mengganti aku susah di social media twiiter yang awalnya @fhyuryi menjadi @furiyani. Dan menurutku, its better than before :) dan mulai membuat akun baru untuk emailku yang lebih wise. :)

Nah, bagaimana dengan bloggerku? hiihihi, karena masih belum tenar blogger ini, maka tetap saja lah aku buat sebagai fhyuryi.blogspot.com.

Akhirnya, selamat menikmati ganti namaku yaa. Semoga peruntungannya naik yaa.. Oh ya aku udah kesulitan nulis, karena tombol backspaceku mulai parah. I must go to to repair shop. Bye everyone.

Selamat hari Pahlawan! selamat hari libur dan selamat weekend :)

Love,

Furi

Saturday, November 3, 2012

Rinduku


Ketika aku rindu, aku tak tahu apa yang ku tahu, ku mau..

Hari ini tidak ada mentari yang menyinari, cuaca yang benar-benar nyenyak untuk ku beristirahat sejenak dari padatnya hari selama sepekan.

Tapi aku rindu, aku rindu kepada ibu bapakku, kepada saudaraku, sahabat dan temanku. Namun, entah ada kekuatan besar yang membuat aku masih bisa standing proper in this town.

Aku rindu belajar, aku rindu ketika binaran mataku serasa puas mengerjakan sesuatu yang berguna, aku rindu nafas mendaki bukit dan gunung, aku rindu hujan, gerimis di meja kamar seraya menatap koran dan menyeduh kopi. Aku rindu ketika aku bisa menghabiskan waktuku dengan segala yang kulakukan sendiri.
Tetapi hari ini aku belajar akan sesuatu, sesuatu ketika satu per satu sesorang meninggalkanmu untuk sesaat untuk mengejar cita dan mimpinya, dan aku sadar bahwasannya aku juga lah yang akan meninggalkan mereka juga. Menyiapkan segala niat dan amunisi yang mantap supaya tak mengecewakan mereka.

Suatu saat aku akan tahu, mengapa aku begitu mencintai Indonesia. Karena kurasa banyak rindu yang akan kurindukan. Banyak mimpi yang berhamburan yang belum kugabungkan kepingannya.

Furi, 3 November 2012
Terima kasih buat Cella dan Shally tentang oboralan dan ambil ceri di samping bengkel :)
Sabtu sore menjelang maghrib. Semua tentang rindu