Sunday, September 29, 2013

Namanya Karbelita


Dua kamar di depanku lampunya tak nyala. Padahal baru saja dia keluar bersamaku, tapi nampaknya dia hilang entah kemana :D Dan kamar sampingnya tetap gelap seperti 3 hari yang lalu. Penghuninya sedang menikmati malam aku kira, di tengah hiruk pikuknya pengabdian kepada negaranya. Penghuni yang lain masuk kamarnya masing-masing. Ada yang sedang mandi juga ada yang sibuk tertawa sendiri sambil nonton TV. Aku? Duduk manis menikmati dekorasi baru kamar (please Cella, don’t say it as pencitraan ya)
Hari ini secara sadar (karena kemarin Shally bilang) adalah satu tahun genap aku menempati kamar kecil yang aku tinggali sejak perantauanku ke Jakarta. Tidak besar, tapi cukup (kurang malah) menampung barang dan penghidupanku yang lain, walaupun benar-benar ala kadarnya. Berarti setahun  sudah  perantauan keduaku di Jakarta.  What  I wanna say thanks to Karbelita member, especially to my angels :D :D * sayang banget ya kita ngga punya foto berempat lengkap*

Thursday, September 26, 2013

Kata Bapak : Miss you, Dek

Pukul 03:00

4 missed call ; From My luvly daddy (it is the ID number for my dad)

Pukul 03:45

2 missed call ; again My luvly daddy

Pukul 05:00

1 missed call ; again My Luvly daddy

Aku ngga bisa kalau ngga balas telpon beliau. Segera kukumpulkan kekuatan, mengambil telepon dan calling back his number.

Furi : "Assalamualaikum Bapak"
Bapak : Dengan suara khas dan nadanya yang ceria "Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh, Adek sehat? Coba tebak bapak dimana sekarang?"
Belum jeda dan aku ingin menjawab, Bapak meneruskan
Bapak : "Tadi pagi Bapak telpon tapi ngga diangkat. Kemana aja? Kok ngga sholat malam?"
Menghela nafas.
Furi : "Adek kan lagi absen Bapak. Baru kemarin malam adek bilang di telepon. Belum bangun Adek tadi jam 3. Bapak gimana? Sehat?"
Bapak : "Sehat dong, alhamdulilah. Tebak Bapak dimana?"

Setelah itu, beliau banyak menceritakan aktifitasnya dari kegiatan di kantor, cerita tetangga, saudara dan rencana-rencana beliau kedepan. Saking banyaknya dan tak terasa udah jam 06:00 aja.

Bapak : "Adek banyak banget ceritanya ini Bapak. Kapan kita jalan-jalan bareng lagi? Nanti cerita-cerita banyak deh. Ke Pantai Popoh yuk.."

Aku hening. Ah, bapakku selalu tahu bagaimana aku selalu iri dengan segala ceritanya.

Bapak : "Bapak mau sarapan dulu, setelah itu berangkat ya, sudah jam 6 ini"

Masih hening. Dia selalu mengajarkanku untuk berangkat kerja lebih awal. Lebih baik datang kepagian daripada terlambat.

Bapak : "Adek baik-baik di sana ya, jaga kesehatan dan jangan lupa sholatnya yang tepat waktu"

Furi : "Bapak juga ya Pak"
Bapak : "Insyallah, miss you Dek, assalamualaikum"

Tuttt tutt tutt..

Ngga biasanya beliau langsung mematikan telepon, biasanya nunggu aku jawab salamnya baru di tutup.

Waalaikumsalam. I miss you too, Dad. Much


~F

Wednesday, September 25, 2013

[Repost] Part 2 - End : Katanya Tere Liye

Melanjutkan Repostnya Tere Liye, kudu di baca deh point of view nya :D


Perasaan-perasaan

*Urusan perasaan, perasaan dan perasaan

Saya akhirnya menulis tentang ini, sebenarnya akan lebih baik jika kalian berproses menemukan pemahaman ini, proses yg kelok-kelok, terjaga, penuh kehormatan, selamat tiba di ujungnya. Itu akan lebih spesial, membekas, lantas mengenang semuanya sambil tertawa, ah, dulu ternyata semua itu lucu ya.
Tapi baiklah, karena page sy ini persentase anggota remajahingga usia 22-nya tinggi sekali, dan jika sy tdk hati2, malah bisa salah paham, ada yg seolah2 mendapatkan pembenaran, maka akan sy rangkum beberapa poin penting urusan perasaan menurut versi tere liye (yg akan kalian jumpai paralel konsepnya dgn di novel, buku2).
1. Jatuh cinta itu manusiawi. Urusan perasaan, urusan membolak-balik hati itu adalah milik Allah. Boleh jatuh cinta? Ya boleh, tidak ada ulama dari mazhab manapun yg melarang jatuh cinta lawan jenis, mengharamkannya. Apalagi, duhai, seperti terjatuh, kita tdk pernah tahu kapan jatuh cinta itu terjadi. Tiba2 perasaan itu sudah mekar tak berbilang.
2. Lantas, kalau kalian jatuh cinta, so what? Nah, ini bagian yg menariknya. Kalian mau menyatakan perasaan itu? Lantas so what? Kalian mau dekat2 dgn seseorang itu? Kalian mau telpon2an, tahu dia sedang apa, apakah bisulnya sudah sembuh, apakah panunya tidak melebar, apakah konstipasinya sudah hilang, sudah bisa ke belakang? Kebanyakan di usia remaja, hingga 20-an something, lantas kemudiannya ini yg tidak jelas. Pacaran? Tidak pacaran? Langsung menikah?

3. Ketahuilah, kita hidup dalam norma2, nilai2, batasan2 yg harus dihormati. Kecuali kalau kalian menolak norma2, nilai2, batasan2 tersebut, silahkan (dan berhenti sudah meneruskan membaca notes ini, karena kalian sudah tdk se-zona waktu lg dgn tulisan ini). Itu benar, memiliki perasaan itu kadang serba salah, makan tak enak, tidur tak enak. Itu benar, ada keinginan utk tahu apakah seseorang itu balik menyukai, keinginan utk bilang, cemas nanti dia digaet orang. Tapi kalau hanya ini argumen kalian, oh dear, orang2 sakau, ngobat, lebih tersiksa lagi saat dipisahkan dr hobinya tersebut. Mereka bisa mencakar2, bahkan melukai diri sendiri hingga begitu mengenaskan dan (maaf) is dead. Sy rasa, seingin apapun kalian jumpa dia, paling cuma nangis, tidak akan mati. Itulah kenapa hidup kita ini punya peraturan, agar semua orang bisa punya pegangan, selamat dr merusak dirinya sendiri. Sy tdk akan menggunakan dalil2 agama dalam notes ini--karena orang2 yg pacaran, kadang risih mendengarnya. Jadi kita sama2 kuat, sy pakai logika kalian sj.

4. Tapi saya harus bilang agar lega, bagaimana dong? Ya silahkan saja kalau mau bilang. Tapi camkan ini baik2, cinta sejati adalah melepaskan. Catat itu baik2, tanyakan pd pujangga kelas dunia, hingga pujangga amatiran narsis tere liye, semua bersepakat, cinta sejati adalah melepaskan, lepaskan dia jauh2, maka kalau memang berjodoh, skenario menakjubkan akan terjadi. Jadi? Kalau kalian belum jelas so what-nya, lantas kemudian mau apa setelah bilang, maka mending ditahan, disimpan dalam hati. Tuhan itu mendengar, bahkan desah tersembunyi anak manusia di pojok kamar paling gelap, paling sudut, di salah-satu kampung paling terpencil, paling jauh dari peradaban, paling tdk ada aksesnya. Jodoh itu misteri. Kalau nggak pakai usaha, nanti nggak dapat, gimana dong? Tentu saja usaha, tapi bukan dengan pacaran. Usaha terbaik mencari jodoh adalah: dgn terus memperbaiki diri. Nggak paham, kok malah aneh, malah disuruh memperbaiki diri. Ya itulah, dalam banyak hal, kalau kita nggak nyambung, memang nggak ngerti. Misalnya, banyak orang yg mikir kalau mau dapat ikan itu harus mancing di sungai. Padahal sebenarnya sih, kalau mau ikan, ya tinggal pergi ke pasar ikan. Lebih tinggi kemungkinan dapat ikannya--asumsinya punya uang.

5. Tapi apa salahnya pacaran? Boleh2 saja dong? Saya justeru merasa lebih semangat, lebih kreatif, lebih apa gitu setelah pacaran? Nah itu dia, kalian benar2 menyimpan bom waktu jika meyakini pacaran itu memberikan energi positif. Pacaran itu bentuk hubungan, dan sebagaimana sebuah bentuk hubungan antar manusia, posisinya rentan rusak, gagal, dan binasa. Boleh jadi betul, riset canggih akademik membuktikan orang2 pacaran bisa memperoleh motivasi baik, tapi saya, tidak akan memilih menggunakan 'pacaran' sbg sumber energi, mengingat sifatnya yg temporer sekali. Mending sy milih kekuatan bulan, jelas2 bulan itu sudah ada milyaran tahun, pacaran paling mentok hitungan jari tangan bertahannya.

6. Baik, baik, lantas kalau tidak boleh pacaran, gimana dong? Kongkretnya apa yg harus sy lakukan? jawabannya mudah: Tidak ada yg perlu dilakukan. jatuh cinta, alhamdulillah, itu berarti tanda kita normal. lantas? Biarkan saja. Sibukkan diri sendiri dgn hal2 positif, isi waktu bersama teman2, keluarga. Belajar banyak hal, mempersiapkan banyak hal. Hanya itu. Nggak seru, dong? Lah, memangnya kalau pacaran seru? Paling juga cuma nonton ke manalah, pergi kemanalah. Pacaran itu seolah seru, karena dunia telah menjadi etalase industri entertainment. Pesohor2 menjadi teladan--padahal akal sehat siapapun tahu itu bahkan rendah sekali nilainya. Dari jaman batu, hingga kelak dunia ini game over, pegang kata2 saya: menghabiskan waktu bersama orang tua, kakak, adik, teman2 terbaik selalu paling seru. Apalagi jika ditambah dgn terus belajar, produktif, dsbgnya.

7. Lantas bagaimana sy melewati masa2 galau ini? Lewati seperti kebanyakan remaja lainnya. Lurus. Boleh kalau kalian mau menulis diary tentang perasaan2 kalian. Boleh galau menatap langit2 kamar. Boleh cerita2 curhat sama teman dekat dan orang tua. Boleh, tapi ingatlah selalu perasaan itu punya kehormatan. Kalian pasti sebal kan lihat teman sekelas yg tiba2 datang ke sebuah pesta ultah (padahal dia tidak diundang), sudah tdk diundang, makannya paling banyak, teriakannya paling kencang, paling gaya, norak, tidak tahu malu. Nah, ada loh--bahkan banyak-- orang2 yg tdk sadar kalau dia sebenarnya juga norak dan tidak tahu malu dalam urusan perasaan. Ya, kita sih kadang tdk merasa kalau sudah genit, ganjen, lebay. Sy tahu, istilah menjaga kehormatan perasaan ini boleh jd susah dipahami, tapi itu nyata, orang2 yg bisa menjaga perasaannya, maka se galau apapun dia, sesengsara apapun dia menanggung semua perasaan, besok lusa, kemungkinan untuk tiba di ujungnya dgn selamat akan lebih besar. Jangan coba2 berdua2an, jangan coba2 pergi kemanalah hanya berdua, bergandengan tangan, dsbgnya. Itu benar2 menghabisi kehormatan kalian.

8. Nah, bersabarlah. Tunggu hingga kalian memang telah siap. Jika sudah yakin, silahkan kirim sinyal2, menyatakan perasaan, lantas silahkan libatkan orang tua. Btw (masih ngeyel), tapi banyak juga orang2 yg menikah tanpa pacaran bercerai, kok. Dan sebaliknya, orang2 yg pacaran malah langgeng? Itu benar. Sama benarnya dgn banyak orang2 yg mabuk2an, ngobat, tetap saja umurnya panjang. Eh, ada tetangga, alimnya ampun2an, malah meninggal lebih dulu. Harusnya kan kalau mereka melanggar peraturan, langsung ada petir menyambar. Menikah, membina keluarga, langgeng atau tdk, bahagia atau tidak, boleh jadi tdk ada korelasinya dgn pacaran atau tidak. Kita mungkin tdk pernah tahu misteri ini, tapi dengan menjalani prosesnya dgn baik, mengakhirinya dgn baik, semoga fase berikutnya berjalan dgn baik.

Sy konsen sekali masalah pacaran ini, karena sy tdk ingin kalian menghabiskan masa2 penting kalian utk urusan perasaan yg sebenarnya di usia kalian tdk penting2 amat. Dan sy harus bilang, orang2 yg paham, mengerti benar bahwa pacaran adalah pintu gerbang pergaulan bebas. Itu mengerikan. Masa' kalian mau dekat2 dengan pintu yg ada tandanya 'pergaulan bebas'. Saya bisa menjaga diri kok, tenang saja. Well, rasa2nya tidak ada orang di muka bumi ini, di zaman sekarang, yg bisa bilang dia sempurna bisa menjaga dirinya. Kalau bisa, maka setan akan gigit jari.

Sy membuat beberapa novel tentang perasaan, semoga itu bisa menjadi salah-satu alternatif kalian memahami beberapa poin di atas, hidup ini memiliki batasan2 yg tdk bisa dilanggar, bahkan sekuat apapun cinta tsb. Selalu ambil sisi positif dlm cerita2 tsb, lihat dr sudut pandang berbeda, maka boleh jd kalian akan menemukan pemahaman baru yg baik. Bukan sebaliknya, mengambil yg bisa memberikan argumen buat kalian--karena namanya novel, tentu sj sy harus memasukkan tokoh2 buruk, jahat. Sy juga menumpahkan banyak postingan soal ini, konsen saya.
Sy benar2 tdk bisa melakukan hal yg lebih kongkret dalam urusan ini, selain dgn tulisan2. Tapi itu hanya tulisan2. Itulah kenapa sy sangat menghormati guru2, orang2 dewasa, orang tua di sekitar remaja yg lebih kongkret, secara terus menerus menanamkan pemahaman itu ke remaja2 mereka. Dan di atas segalanya, yg akan membuat itu berhasil atau tidak, adalah kalian sendiri.
Mari kita janjian, yuks, hari ini, 13 September 2012, maka dua puluh tahun lagi, 2032, kalau umur kita panjang, dan kalian masih ingat postingan ini, kenanglah kembali masa remaja, masa usia 20-an something kalian. Rasa2nya sy bisa menebak, kalian akan nyengir mengingatnya. Boleh, nanti tiba2 mengirimkan email ke saya, Bang tere, sy masih ingat postingan 20 tahun lalu itu--asumsi sy masih ber narsis ria di mana2. Dan Bang tere ternyata salah. Boleh. Atau kalau sebaliknya, tentu saja boleh, kirim email, bilang, ternyata Bang tere benar.

*lagi2 repost
-Tere Liye

Have a great day all :D

~F

[Repost] Part 1 - Katanya Tere Liye



Jikalau Jarak dan waktu adalah tembok..
Jika dua orang memang benar-benar saling menyukai satu sama lain. Itu bukan berarti mereka harus bersama saat ini juga. Tunggulah di waktu yang tepat, saat semua memang sudah siap, maka kebersamaan itu bisa jadi hadiah yang hebat untuk orang-orang yg bersabar.
Sementara kalau waktunya belum tiba, sibukkanlah diri untuk terus menjadi lebih baik, bukan dengan melanggar banyak larangan, nilai-nilai agama. Waktu dan jarak akan menyingkap rahasia besarnya, apakah rasa suka itu semakin besar, atau semakin memudar.
-Tereliye-

Jika belum siap.....

Jika belum siap, maka tutup pintunya rapat2, gembok dengan rantai terbaik, lantas lemparkan anak kuncinya ke dalam lautan luas. Begitulah cara terbaik menjaga hati dari perasaan.
Well, jangan cemas anak kuncinya tidak akan ketemu. Jika sudah tiba saatnya, jika Tuhan menakdirkannya demikian, jodoh yg baik akan membawa anak kuncinya, dan hei, pas sekali, sempurna sudah membuka pintu hati.
-Tereliye-

Tentang ikhlas..
“Kau tahu, hakikat cinta adalah melepaskan. Semakin sejati ia, semakin tulus kau melepaskannya. Percayalah, jika memang itu cinta sejati kau, tidak peduli aral melintang, ia akan kembali sendiri padamu. Banyak sekali pecinta di dunia ini yang melupakan kebijaksanaan sesederhana itu. Malah sebaliknya, berbual bilang cinta, namun dia menggenggamnya erat-erat.”
–Tere Liye, novel ‘Eliana‘, repost edisi weekend
"Daun yang jatuh tak pernah membenci angin, dia membiarkan dirinya jatuh begitu saja. Tak melawan, mengikhlaskan semuanya"
Bahwa hidup harus menerima, penerimaan yang indah. Bahwa hidup harus mengerti, pengertian yang benar. Bahwa hidup harus memahami, pemahaman yang tulus. Tak peduli lewat apa penerimaan, pengertian, pemahaman itu datang. Tak masalah meski lewat kejadian yang sedih dan menyakitkan. Biarkan dia jatuh sebagaimana mestinya. Biarkan angin merengkuhnya, membawa pergi entah kemana.
--Tere Liye, novel 'Daun yang jatuh tak pernah membenci angin'

Tentang kehilangan....
‎"Apapun bentuk kehilangan itu, ketahuilah, cara terbaik untuk memahaminya adalah selalu dari sisi yang pergi. Bukan dari sisi yang ditinggalkan."
--Tere Liye, novel 'Rembulan Tenggelam Di Wajahmu"

Tentang menerima...
Hei, dunia ini penuh misteri bukan?
Banyak orang2 yang sungguh saling mencintai, tapi mereka tidak berakhir dalam sebuah pernikahan. Sebaliknya, banyak pernikahan yang terjadi datang dari dua orang yang tidak benar2 mencintai.
Karena itulah, menerima apa-adanya jalan hidup, menjadi penting agar kita merasa bahagia.
~Tere Liye


Repost berikutnya aku akan update yaa :D

~F

Tuesday, September 24, 2013

What is Luck? And What is Hard Work?



Long ago, my mom always said, the way to get a "luck" is with pray regularly, help others, pray for others also doing good things, then she continued, "From that, luck will be surround you". I just nodding my head when she said that and of course believe all what my mom said
But yesterday, one of my friend said something about luck. "Luckily Fur, I not believe in Luck. There is nothing about luck, it is only daily live cycles. People fail then success, or at first people afraid but after that they become brave and many people hate but then become love. If you pray and then you get your luck easily from pray, so it is the answer from your pray, not even the Luck factor, right? So what is Luck? Luck is nothing, is just man-terminology"

Is that so?

Then she continued, "for example when you have a test. A Very hard test. I am sure you will prepare well if you wanna pass the test, right? Then maybe you take private lesson, practice everyday, and ask your teacher, mentor and so on. Then after the test is done, luckily you passed. Is that because of your luck? No! It is about your hard work"

Readers, I just listening, without left any comment. And smiling of course :)

Then she adds the last sentences, "Oh wait, it is not end yet Fur. I am sure you will blame, how if you failed? (actually I'm not blaming :p) If you failed, I am sure it is only life cycles because there something mysterious thing that will push you to get your success. After receive happily life because of luckily success, you must accept bitter sad life from luckily failure. It is fair way to keep your life balance. There is no luck factor Fur."

Hmmh.. Is that so? Who control the success and failure, sad and happy? Our self, not the luck, right?

Again she continued her thought, "Like Thomas Jefferson said, the harder I work the more luck I seem to have"

I am so much appreciate with her creative thinking. Either my mom and my friend is true. I am believing in luck factor also hard work, and for me both of them is different. How to get your luck is all about the way you act and how is your faith about God feelings. Whereas hard work is the way to get own better capacity life, maximum effort and eager to stand up after fail.

Quoting from Chairil Anwar,"kerja belum selesai, belum apa-apa. Sejatinya, jalan masih panjang dan tidak ada yang bisa menjamin Anda akan lolos hingga tahap akhir. Meski demikian, kita juga percaya bahwa tidak ada satu orangpun yang bisa memastikan Anda tidak akan diterima. Kita yakin, nasib akan berpihak pada para pejuang yang berani. Mari kita siapkan diri, mari berjuang dengan berani menyelesaikan penggal terakhir yang pastinya tidak mudah ini."

So, what is Luck in yours? And how about hardwork?

~ Afternoon in office, when everything seems fatigue

~F

Monday, September 16, 2013

Di Setiap Pemberian Selalu ada Doa



Di tengah seliweran kerjaan dan seliweran email yang masuk, juga status twitter yang sedikit sedikit aku lihat dari hapeku, ada beberapa catatan yang aku petik dari Senin ini.

Pagi tadi si Ippho Santosa @ipphoright mengupdate status twitternya, yang bunyinya begini
Ingin sukses? Sukseskan orang lain... Ingin bahagia? Bahagiakan orang lain... Ingin cerdas? Cerdaskan orang lain
Ingin doa dikabulkan oleh-Nya ? Doakan orang lain. Ingin dibantu oleh-Nya? Bantu orang lain. Ingin usaha membesar? Besarkan usaha orang lain
Jadilah kaya dengan mengayakan. Jadilah cerdas dengan mencerdaskan... Kalaupun belum mampu, yah jangan memiskinkan & membodohi orang lain :(
Intinya, kalau punya jangan ragu untuk berbagi. Karena berbagi hanya karenaNya bukan malah memiskinkan malah mengayakan.

Aku melihat statusnya hanya sambil lalu. Sampai akhirnya ada email yang menggetarkan hati saya.

Ceritanya adalah di kantor ada 3 orang sopir yang diberhentikan, 2 karena sudah purna tugas, dan yang satu lagi diberhentikan karena faktor kesehatan, beliau sakit leukimia sehingga dengan kebijakan kantor, beliau harus menjalani perawatan dan terpaksa diberhentikan.
Aku tak begitu mengenal beliau ini terlalu lama, namun yang aku tahu perangai beliau sangat murah senyum, jarang mengeluh dan selalu sopan jika mendapat pertanyaan request mobil jika kita ada perjalanan keluar. Berita mengejutkan bahwasannya beliau yang masih harus membiayai anaknya yang masih kuliah dan membiayai sakitnya harus terpaksa berhenti bekerja. Kondisi ini layaknya buah simalakama, jika beliau tak berhenti akan membahayakan sakitnya, namun jika beliau berhenti penghasilan utamanya tidak ada.

Apa dikata, kantor memberhentikan beliau bulan Agustus akhir. Atas inisiasi teman-teman yang prihatin dengan keadaan bapak ini, salah satu teman mengirimkan email blast yang memaparkan concern nya  untuk membantu dan memberikan iuran seiklasnya sebagai tanda terima kasih, tidak wajib dan seiklhasnya.

Tadi pagi saya mendapati email masuk dan menganga ketika melihat nominal yang terkumpul. Dalam hati, semoga bantuan ini bisa dipergunakan beliau dengan baik. Amin. Selang beberapa saat kemudian, salah satu dari kami yang membantu mengumpulkan uang dari tiap divisi menyampaikan bukti transfer kepada kami bahwa uang sudah diamanahkan kepada yang bersangkutan . Lega

Dan selang beberapa saat sesudahnya, ada email masuk yang berisi forward sms,
"Ya Allah Ibu terimakasih bnyk. Dari saya sekeluarga mengucapkan terimakasih yg sebesar-besarnya ya Bu, salam utk karyawan NEC yg lain, tolong sampaikan rasa terimakasih dr sya skeluarga. Semoga kebaikanny d terima dan d bls oleh Allah swt. Amiin  "
ini lagi
Alhamdullah hirobil a'llamin,ya sy ucapkan beribu-ribu terima kasih kepada
bapa2 dan ibu2 yg sudah berpartisipasi memberikan dananya dan akan sy mang pa'atkan modal usaha selanjutnya amin wasalam 
Aku masih mengingat suatu perkataan seorang ustad, jika ingin memberi, urutannya adalah niat-bismillah-lalu lupakan, biar Allah dan kamu saja yang tahu, ikhlas atas apa yang kamu beri dengan doa semoga amal yang kita keluarkan menjadi berkah bagi yang menerima dan yang mengeluarkan. Noted.

Tapi kadang terbesit di pikiranku, setelah memberi kadang ada sisipan doa dari penerima yang kita juga kadang hanya mengamini saja. Kalau di ceritakan lagi takut riya' soalnya. Tapi aku yakin, atas segala niat yang baik dalam memberi dan membahagiakan orang lain selalu ada misteri Tuhan yang kadang kita sendiri tak cukup untuk menganalisanya. Pasti selalu ada kabulan doa dari orang yang mendoakan kita dan balasan dariNya karena kita mendoakan orang lain. Begitu juga dengan memberi kurang lebih sama siklusnya. Kalau kita membahagiakan orang lain, kita juga akan bahagia bukan? Kita mendoakan berarti kita akan memudahkan orang lain juga bukan?

Karena ketika sesuatu yang baik bergerak menghasilkan sebuah kontinuitas akan menghasilkan sebuah output baik yang juga bergerak dan tak putus kebaikannya. Aku yakin itu.

Mari saling memberi dan mendoakan. Yang ikhlas dan yang teratur :)


giving is sharing . (photo from google)
~F





Thursday, September 12, 2013

Penenang Hati

Hari ini kembali diingatkan, segala yang akan kita lakukan harus berlandaskan niat yang baik supaya hasilnya baik pula. Selalu berharap dan berikhtiar supaya diberikan yang terbaik tentunya. Aku tahu ayat ini ketika diingatkan oleh Bapakku.

At Thaha 25-28 :

"Wahai Tuhanku! Lapangkanlah dadaku. Dan mudahkanlah bagiku urusanku. Dan bukakanlah simpulan dari lidahku. (Supaya) mereka memahami perkataanku."

Pintalah apa yang kalian inginkan, pinta dan patuhilah segala perintahNya, karena Allah Maha Pemurah. Berbuat baiklah kepada sesama, karena kebaikan itu pula yang akan kembali padamu. Sesuai janjinya di Ar-Rahman 60-61



Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula).

 
Maka ni’mat Rabb kamu yang manakah yang kamu dustakan?

Semoga kita selalu dimudahka,dirahmati dan selalu melakukan hal baik hanya untukNya. Amin

~F