Friday, April 26, 2013

Belajar dari Pekerjaan

"Every successful individual knows that his or her achievement depends on a community of persons working together ~ Paul Ryan"

Akhir akhir ini aku banyak belajar dari lingkungan sekitar. Seperti yang aku bicarakan sebelumnya, belajar itu tak akan mengenal waktu dan belajar itu bisa dimanapun. Dulu, waktu berhasil menyelesaikan kuliahku, sangat ingin sekali melanjutkan kuliah lagi demi memperkaya ilmuku dan dengan sangat ceteknya saat itu aku bilang, "aku ingin belajar lagi tentang skill yang aku miliki"

Waktu berganti waktu, dengan sekuat tenaga untuk sekolah lagi terwujud, namun sepertinya bukan ini yang dikehendaki The Lord. Dia men-setup untuk menjadikan aku belajar tak hanya ilmu namun belajar sesuatu yang aku belum ketahui. Misalnya apa? Belajar bersosialisasi, belajar bagaimana menghargai belajar untuk mampu menerima kekecewaan, belajar untuk tetap stand up when fail.

Datanglah kata yang bernama "Bekerja" yang berarti melakukan kerja atau mengerjakan pekerjaan. Benefitnya selain dukungan finansial, aku juga bertemu dengan orang baru, teman baru dan kegiatan yang baru, tentunya mengasah skill yang baru. Dan bisa kusebut hal ini bernama Belajar juga.
Saya sudah 3x menempati tempat kerja baru dan tidak semuanya menyenangkan. Ada setiap pembelajaran dari proses belajar yang aku petik.

Mari aku bercerita tentang pelajaran yang aku petik dari tempat kerjaku yang sekarang. Bukan mengenai pekerjaan, namun lebih pada sosok orang yang kutemui di dunia kerja.

Pertama, sebut saja objek pertama yang kupanggil teman kerja. Teman kerja disini adalah siapapun yang bekerja di tempatku dan ku kenal tentunya. Mereka semua beragam, beragam suku, latar belakang, latar belakang pendidikan, latar belakang kerja dan mungkin beda prinsip dengan kita. Wajar? Jelas. Bukan tentang berbedanya yang ingin ku tampakkan, namun lebih pada bagaimana sebaiknya aku beradaptasi dan mengenal mereka dengan baik. Itu saja. Dari situ aku belajar banyak bagaimana kita berinteraksi baik dengan teman. Ada teman yang sevisi sama kita yang rasanya apa saja nyambung. Ada juga yang sukanya jail ada juga yang kalau ngomong serius terus, untuk senyum saja susah :D beragam. See? Everything possible if we do something possible.

Kedua, tim kerja. Apa yang membedakan teman dan tim kerja? Beda tingkatannya. Teman kerja pasti teman kita, namun teman belum tentu tim kerja kita. Aku pernah menjadi bagian dari tim. Ya, anggota timnya dan juga pernah menjadi tim leader dalam menjalankan project. Bagaimana lantas aku menempatkan diri? Disinilah doa yang aku panjatkan tiap pagi ketika akan mengerjakan sesuatu. "Semoga aku bisa belajar baik atas apa yang menjadi tanggungjawabku" Lagi-lagi aku menyebut belajar. Menjadi anggota tim intinya harus taat prosedur, mengerjakan tepat waktu, jika salah mau ditegur dan segera memperbaiki atau mencoba lagi, juga menjaga komunikasi intern team itu sendiri. Antusias terhadap apa yang menjadi usulan teman lain dan usulan kita juga rajin meminta saran dari project leader.
Lantas, bagaimana saat aku jadi tim leader? Itu hanya pembeda, namun dalam konteks keseharian ada halnya saya belajar dari tim saya dan ada kalanya saya juga harus membuat startegi khusus menjalankan project ini. Semua ada sisi serius dan sisi santai. Hanya saja, jika saat menjadi team leader kita terbuka atas masukan dari team kita, menjaga sikap baik dengan mereka, juga sering mengadakan bounding dan brainstorming. Menyenangkannya ketika menjadi project leader adalah ketika project yang kita kerjakan berhasil. Namun, jika terjadi kegagalan maka aku banyak belajar bagaimana menjaga hype mereka agar tetap semangat. So much fun! Learning not only sit in class, right?

Team means Together Everyone Achieves More!  ~Author Unknown
Ketiga, atasan atau bisa dibilang Pak dan Bu Bos. Intinya dari cerita panjang lebar ini sebenarnya saya ingin sharing tentang atasan-atasan saya. Kenapa atasan-atasan? Iya, karena saya banyak sekali contoh role model yang menginspirasi dari atasan saya. Ada atasan saya yang sangat interesting, dia banyak cerita memberi contoh untuk mengerjakan kerja dengan cerdas dan tepat kalau bisa cepat, ada juga yang pendiam, memberi mandat dengan tersenyum tanpa memberi tahu apa saja yang akan dilakukan lalu meminta pekerjaan selesai dalam beberapa jam kemudian. Namun ada juga atasan yang santai sekali dan sekalinya serius ngga bisa diganggu sama sekali.

Saya belajar banyak bagaimana mengatur stamina untuk bekerja dan sosialisasi. Bagaiaman membagi diri antara keluarga dan pekerjaan. Tidak diperbudak pekerjaan namun memperkaya pikiran. Bounding dengan tim sangat diperlukan untuk memberi semangat atau sekedar share pekerjaan atau bahkan tentang unk-unek yang dipikirkan. Tidak ada bos yang baik tidak ada juga bos yang memusingkan. Sekali lagi mereka hanya mengerjakan pekerjaannya saja. Yang kita lakukan adalah memaknai apa yang beliau kerjakan dan jika ada yang kurang berkenan dibuat pembelajaran saja.

"A boss creates fear, a leader confidence. A boss fixes blame, a leader corrects mistakes. A boss knows all, a leader asks questions. A boss makes work drudgery, a leader makes it interesting. - Russell H. Ewing"
Dan yang paling jelas, pelajaran yang saya ambil dari atasanku adalah, bos yang baik adalah memanusiakan manusia, mengajari bawahannya sebagai generasi penerusnya, mengajarkan skill leadership.
A good boss makes his men realize they have more ability than they think they have so that they consistently do better work than they thought they could. - Charles Erwin Wilson
Huah, sudah banyak euy nulisnya. Yang jelas, atasanku dulu pernah bilang. Menjadi atasan, modal utamanya adalah bisa senyum. Ya, I know this is only his joking, but I think its right.

Keempat, lingkup yang sering dilupakan. Yaitu belajar menjadi OB alias Office Boy. Tanyakan pada mereka, apa jadinya jika tak ada OB di kantor? Aku banyak belajar dari OB, berangkat pagi dan pulang larut, mengerjakan apa yang sudah jadi pekerjaannya sih itu, tapi ya tetap mereka adalah patrner kita juga. Jadi bertindak baiklah :) Kadang memang iseng kalau bertanya "Mbak, tumben hari ini minta dibuatin teh, biasanya kopi. Lagi diet ya?" atau kadang ditambahi, "lagi tengkar sama pacar ya mbak, kan kopi pait"
Dalam pikiran saya, "Yakaleee pak :)" But, I think this is his way to make us closer. 

Heheh, selamat Hari Jumat ya kawan. Semoga bisa tetap posting tulisan :)

furi

No comments:

Post a Comment

terima kasih yaa :)